Riding the Wave Tak Melulu Efektif untuk Brand
Jika kita mundur ke tahun 2020 silam, trend “Dalgona” merajalela berkat kebijakan pemerintah yang menertibkan kegiatan di luar rumah untuk menekan angka penyebaran Covid-19. Sontak, membuat dalgona di rumah jadi kegiatan ‘wajib’ saat kebijakan di rumah dijalankan. Terus berkembang, trend dalgona tidak hanya dilakukan oleh individu, tapi brand pun ikut masuk dan meramaikan trend ini.
Nah, konten dalgona adalah satu dari banyaknya contoh konten riding the wave yang bisa dibilang sukses. Mudah dilakukan, banyak peminat, dan jadi trend yang iconic membuat konten soal dalgona diikuti oleh banyak pihak. Dari sini, mungkin bisa dianggap jika membuat konten yang riding the wave bisa punya dampak yang positif. Tapi kenyataannya, terlalu mengikuti arus tidak melulu bagus untuk sebuah brand.
Riding the Wave, Cara Cepat Dapat Atensi
Pernahkah Anda membuka TikTok dan melihat seorang laki-laki bernyanyi “Gua tunjukkin, rumah sudah jadi dan siap huni. Kali ini posisi rumahnya hook, rumahnya hook” ? Mungkin, bagi beberapa orang konten ini adalah konten joget atau konten lucu pada umumnya. Ternyata, jika dikulik lebih dalam, konten ini justru sebuah konten marketing.
Pertama kali dipopulerkan oleh akun TikTok @si_adrie yang coba mempromosikan berbagai jenis rumah di akunnya. Adrie Febriansyah seakan memberikan sentuhan unik dan catchy untuk menjual sebuah properti. Umumnya, iklan atau cara promosi sebuah rumah justru terlihat formal dan dibuat se-indah mungkin. Tapi di akun @si_adrie, caranya berbeda.
Alih-alih menggunakan aesthetic shot, ia justru bernyanyi dan sedikit berjoget sambil memperlihatkan eksterior rumah. Kemudian, ia masuk dan menjelaskan apa saja yang ada di dalam rumah tersebut. Seperti ini videonya, atau bisa juga coba download video tiktok nya :
Nyatanya, cara ini justru sukses mengundang jutaan views dan ratusan ribu interaksi pada setiap kontennya. Semakin viral, semakin dilirik pula keunikan video ini. Sontak, berbagai account di TikTok pun ikut membuat konten yang serupa. Salah satu yang terkenal adalah yang dibuat oleh Fuji melalui akun @fujiiian.
Dengan lirik dan gerakan yang persis dengan konten dari @si_adrie, konten tersebut juga berhasil mengundang jutaan views dan ratusan interaksi. Tidak butuh waktu lama, brand pun ikut membuat konten yang serupa, seperti:
Dari kedua konten tersebut, bisa dilihat bahwa dengan mengikuti konten yang sedang viral, views dan interaksi pun bisa melejit hingga angka ratusan. Ya, begitulah kurang lebih cara kerja konten riding the wave yang dieksekusi dengan baik, bisa menjadi cara cepat untuk mendapatkan atensi dari para audiens.
Tapi, apakah semua brand harus melakukan hal serupa?
Tidak Selamanya Bagus
Konten riding the wave seakan memberikan ganjaran views dan traffic dengan angka besar. Tidak heran jika brand pun melirik dan ikut menggunakan cara yang sama. Tapi, apakah cara riding the wave bisa terus menerus bagus?
Di balik kemungkinan views dan traffic yang meroket, riding the wave justru bisa mendatangkan hal yang kurang baik. Merujuk data dari Forbes, mencoba untuk keep up atau ikut dengan trend terbaru bisa membuat frustasi. Dan, kabar baiknya, brand tidak harus kok terus mengikuti konten riding the wave.
Kenyataannya, tidak semua trend yang terjadi bisa cocok dengan brand identity. Jika tetap bersikukuh untuk mengikuti trend yang sebenarnya tidak sesuai dengan identitas, audiens kemungkinan bisa sadar jika Anda atau brand sedang berusaha keras menyesuaikan trend tersebut dengan identitasnya. Hasilnya, output yang diberikan tidak smooth.
Media Sosial Jadi Kunci
Lalu, apa yang perlu dilakukan oleh brand jika ingin mengikuti suatu trend? Brand perlu melakukan hal penting bernama riset. Ya, brand perlu mengenal audiens dari dua sisi; audiens secara umum dan audiens secara spesifik. Audiens secara umum merupakan khalayak luas yang belum terlalu dekat dengan brand Anda. Sedangkan, audiens yang spesifik merupakan khalayak yang sesuai dengan target market dan sudah mengetahui brand Anda.
Melakukan riset pada semua jenis audiens bisa jadi hal yang berharga untuk brand jika ingin mengikuti suatu trend. Contoh, data dari Pew Research Center menunjukkan peningkatan penggunaan media sosial di berbagai kelompok usia. Informasi ini membantu brand memahami perilaku audiens umum.
Masih merujuk data dari Pew Research Center, ambil contoh sebuah brand pakaian olahraga ternama ingin mengikuti sebuah trend challenge atau olahraga yang sedang viral di media sosial. Berdasarkan data dan riset yang dilakukan sebelumnya, brand bisa menentukan bagaimana konten ini dieksekusi agar tidak mengganggu trend dan brand itu sendiri.
Jadi, mudahnya, ada tiga hal yang perlu Anda perhatikan jika ingin membuat konten riding the wave, yaitu:
- Apakah trend yang sedang viral sesuai dengan brand identity?
- Apakah trend sesuai dengan audiens Anda
- Apakah Anda bisa membuat kontennya tepat waktu?
Khusus yang terakhir, Anda perlu mempertimbangkan apakah Anda bisa membuat konten yang sedang viral secara tepat waktu? Hal ini perlu Anda pertimbangkan masak-masak, mengingat trend di media sosial bisa sangan cepat berganti. Dan, jika tidak cepat, Anda bisa kehilangan momen tersebut.
Berani Coba itu Baik! Tapi…
Sejatinya, berani mengambil risiko atau mencoba hal yang baru untuk brand Anda adalah hal yang baik. Positifnya, Anda bisa mendapatkan audiens yang baru dan juga melebarkan nama brand Anda, dan secara otomatis akan berpengaruh ke penjualan.
Tapi, hal tersebut tentu perlu perhitungan yang sangat, sangat matang. Perlu Anda pertimbangkan aspek-aspek penting sebelum benar-benar membuat konten berdasarkan trend yang viral. Pertimbangan mulai dari jenis konten, audiens sampai platform apa yang akan Anda gunakan berperan penting pada kesuksesan rencana Anda dalam riding the wave. Pada akhirnya, brand perlu memikirkan brand identity sendiri sebelum melangkah lebih jauh untuk mencicipi trend yang sedang viral.
KOL.ID Hadirkan Fitur untuk Bantu Brand di Media Sosial
Salah satu cara yang bisa meningkatkan kesuksesan strategi riding the wave adalah bekerja sama dengan KOL atau influencer. Anda bisa bekerja sama dengan KOL yang punya konten yang sejalan dengan brand Anda. Untuk membantu Anda menyiapkan budget, KOL.ID siap membantu Anda. Terdapat fitur cek rate card KOL TikTok dan cek rate card KOL YouTube yang bisa menampilkan angka untuk Anda sesuaikan dengan budget Anda. Yuk, kunjungi KOL.ID sekarang!
share this article
Fajar - Manager KOL.ID
Hi, I'm Fajar! I’m passionate about connecting brands with KOLs who build trust and shape consumer choices. With expertise in KOL marketing and a focus on trends, I create partnerships that strengthen brand stories and drive growth.
Post You’ve Might Like
Empower your brand's
growth journey with KOL.ID
Equip yourself with an all-inclusive suite of tools for initiating and expanding influencer marketing campaigns.
Try KOL.ID for Free