galihtyanr
Shifting karier dari PNS guru SD Negeri dengan jam kerja yang rigid, terlalu pagi dan padat, menjadi CEO start-up edukasi yang jam kerjanya fleksibel, basisnya WFA alias kerja dari mana aja, ke kantor hanya 2x seminggu kalau perlu koordinasi, sisanya ya berjejaring (termasuk main tenis-sesuatu yang gak pernah aku lakuin sebelumnya๐), ketemu dan ngobrol dengan potential partners atau jadi narsum event dan tetep ngonten, buatku walau menantang tapi membahagiakan! Menyenangkan karena roh dan identitas guru itu kubawa juga saat membersamai, mengarahkan dan memercayakan tim untuk sama-sama punya andil dalam mengembangkan @smartickindonesia biar semua yg kita kerjakan itu datangnya dari hati dan akan sampai pula ke hatinya para orang tua dan anak-anak Indonesia ๐ซถ Banyak hal yang masih harus kupelajari, tapi gak pernah khawatir karena tim yang solid dan saling memberdayakan! Di satu sisi, aku jadi lebih terlatih membagi peranku saat harus menjadi ibu buat Aruna dengan hadir secara utuh tanpa harus musingin kerjaan atau dinamika ngonten karena keleluasaan ruang dan waktu yg sekarang kumiliki, tentu dengan support penuh suamiku yang selalu jadi fansku nomor satu๐
Supaya anak sayang sama diri sendiri dan gak harus cari-cari validasi dari orang lain, ajarkan afirmasi diri. Banyak yang suka tanya gimana kalau anak di-bully? Apakah harus dibalas? Rantai kekerasan itu harus diputus, tapi akan sulit ketika self-worth anak terhadap dirinya sendiri rendah. Ketika dia tidak percaya dengan kemampuan dan kekuatan dirinya sendiri dan harus terus menerus mengandalkan penilaian orang lain. Anak jadi gampang percaya bahwa apa yang orang lain katakan kepadanya, mendefinisikan dirinya. Aku selalu ajarkan Aruna untuk berani berdiri dan membela dirinya sendiri, dengan mengomunikasikan perasaannya ke orang lain. Tentu supaya bisa demikian, anak perlu dikenalkan terhadap macam-macam emosi dan ciri-cirinya baru kemudian meregulasi emosi dan belajar menerima bahwa tidak semua hal bisa kita kontrol, termasuk respon dan perilaku orang lain.
Disclaimer: Gak pernah terima endorse sekolah yah. Karena ya menurutku sudah sangat jarang bisa menemukan definisi sekolah sesungguhnya yang bukan menyoal canggih atau direduksi sebatas kurikulum apa yang diterapkan, tapi bagaimana proses belajar itu berlangsung; ketika segenap bagiannya turut ambil peran; orang tua dan warga sekitar. Ketika belajar gak sekedar dikotak-kotakkan, tapi holistik. Ketika guru sifatnya memfasilitasi, bukan mendikte dan menginstruksi. Kalau aku selalu ditanya pengen sekolahin anak di mana, gak goyah mau ke alternatif seperti SALAM Jogja @salam_jogja. Bukan sekolah "swasta" pada umumnya, bukan juga "sekolah alam" yang sering salah diterjemahkan, bahkan lebih tepat dibilang sebagai pendidikan alternatif. Sehingga memang tidak semua akan cocok dengan pemikiran yang berbeda pada umumnya; menentang keseragaman. Sejak baca buku-bukunya, aku pribadi sudah jatuh cinta dalam sekali, pernah ngajak pak @toto_rahardjo juga LIVE IG, berada dalam 1 sesi bersama bu @wahyaningsihsri tapi baru kemarin kami akhirnya bisa kesampaian main ke sini dan ngobrol-ngobrolโค๏ธ Pendekatan di SALAM seperti ramuannya kombinasi Paulo Freire dan Ki Hajar Dewantara. Pak Toto dan Bu Wahya menyebutnya "Daur Belajar". Buatku yang terpenting bagaimana anak menemukan potensi dan perannya dalam berkomunitas, dan mewadahi pula rasa ingin tahunya untuk terus mempertanyakan sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Saat ini kebanyakan sekolah hanya menjual "label"nya tanpa benar2 memberdayakan anak menemukan pengetahuannya sendiri.
Siapa yang anaknya suka nontonin Peppa Pig, Bluey, dr Binocs lalu tiba-tiba bisa pakai kosakata baru dalam bahasa Inggris sesuai konteks? Banyak penelitian yang bilang kalau belajar bilingual bahkan multilingual saat usia dini itu efektif lho. Mungkin masih banyak yang suka takut anaknya jadi speech delay atau bingung bahasa, tapi sebenernya selama fokus dulu sama kemampuan reseptif & produktif (mengerti apa yg dikatakan dan mampu menjawab dalam bahasa ibu/bahasa Indonesia) lalu bisa tambah bahasa baru juga dalam percakapan secara konsisten, dengan sendirinya anak bisa lancar dan fasih. Yg aku lakukan dalam kasus Aruna yg bisa bahasa Inggris: - dari bayi aku ajak ngobrol dalam bahasa Indonesia, tapi aku bacain beberapa cerita dalam bahasa Inggris - waktu dia udh bisa ngomong, kita pakai one parent one language, khususnya kalau lg di luar (sama aku bahasa Inggris, sama bapaknya bahasa Indonesia) - batasi dan dampingi saat nonton, lalu bahas isi tontonannya. Aku cuma boleh kasih Aruna nonton Peppa Pig, Bluey, dr Binocs dan kadang2 Paw Patrol tapi aku kurasi semua dan dampingi, gak pernah ditinggal. -Mulai ajak anak ngobrol/kasih instruksi dalam bahasa Inggris secara utuh sambil diperagain atau ditunjukkin. contoh: "Look at your shoes, they are so dirty. Should we wash it?" "I am so hungry, let's have lunch together! What about eggs?" pokoknya gak usah ragu sama grammar, dicobain dulu aja ngomong krn yg mau kita capai tuh kefasihan saat anak gak perlu lagi mikir untuk menerjemahkan secara manual di kepalanya. Ada lagi yang punya cerita atau pengalaman serupa?
Tulang punggung gajah tidak didesain untuk menahan beban berat dalam jangka waktu lama dan terus-menerus. Menunggangi gajah beresiko membuat tulangnya bengkok, seperti yang dialami gajah di Thailand baru-baru ini, dan bahkan gajah-gajah lain yang tidak tersorot media. Keberadaan kebun binatang sendiri sebetulnya cukup problematik, di mana hewan seharusnya berhak hidup di alam bebas, hutan alami, dan tidak dikomersilkan untuk hiburan manusia semata. Tapi di satu sisi adanya kebun binatang mendekatkan kita dengan kehidupan satwa yang harapannya menumbuhkan rasa sayang dan menjawab rasa ingin tahu. Show binatang atau sirkus, di sisi lain, sudah jadi rahasia umum bila latihannya cenderung abusif, dan pada akhirnya seolah menyalahi kodrat hewan yang memenuhi kepuasan manusia ketika dipertontonkan. Salah satu bentuk menjaga kelestarian alam dan menyayangi hewan sebetulnya adalah membiarkannya hidup di hutannya sendiri. Tapi ketika hutan itu tak ada lagi, akankah hidup mereka berakhir menjadi penghibur manusia di kebun binatang buatan yg belum tentu mengenyangkan dan membahagiakan bagi para hewan? ๐ฅบ
Siapa yang anaknya suka nontonin Peppa Pig, Bluey, dr Binocs lalu tiba-tiba bisa pakai kosakata baru dalam bahasa Inggris sesuai konteks? Banyak penelitian yang bilang kalau belajar bilingual bahkan multilingual saat usia dini itu efektif lho. Mungkin masih banyak yang suka takut anaknya jadi speech delay atau bingung bahasa, tapi sebenernya selama fokus dulu sama kemampuan reseptif & produktif (mengerti apa yg dikatakan dan mampu menjawab dalam bahasa ibu/bahasa Indonesia) lalu bisa tambah bahasa baru juga dalam percakapan secara konsisten, dengan sendirinya anak bisa lancar dan fasih. Yg aku lakukan dalam kasus Aruna yg bisa bahasa Inggris: - dari bayi aku ajak ngobrol dalam bahasa Indonesia, tapi aku bacain beberapa cerita dalam bahasa Inggris - waktu dia udh bisa ngomong, kita pakai one parent one language, khususnya kalau lg di luar (sama aku bahasa Inggris, sama bapaknya bahasa Indonesia) - batasi dan dampingi saat nonton, lalu bahas isi tontonannya. Aku cuma boleh kasih Aruna nonton Peppa Pig, Bluey, dr Binocs dan kadang2 Paw Patrol tapi aku kurasi semua dan dampingi, gak pernah ditinggal. -Mulai ajak anak ngobrol/kasih instruksi dalam bahasa Inggris secara utuh sambil diperagain atau ditunjukkin. contoh: "Look at your shoes, they are so dirty. Should we wash it?" "I am so hungry, let's have lunch together! What about eggs?" pokoknya gak usah ragu sama grammar, dicobain dulu aja ngomong krn yg mau kita capai tuh kefasihan saat anak gak perlu lagi mikir untuk menerjemahkan secara manual di kepalanya. Ada lagi yang punya cerita atau pengalaman serupa?
Kalo ngomongin kebijakan sekolah, saya rasa kak @galihtyanr lebih paham daripada saya. Inget ya kawan-kawan, saya aslinya kosong, turunkan ekspektasi. Banyak hal yang belum kami sepakati. Tapi untuk memperkenalkan literasi pada anak, kami sepakat untuk menekankan membaca untuk rekreasi. Kalau dari kecil anak sudah suka membaca buku, besarnya pasti akan nyari-nyari bacaan sendiri tanpa disuruh. But wdyt ges?
Ibu ketika S2 di London tahun 2019 iseng ikutan Suara Anak Bangsa PPI UK di tengah-tengah stressnya nyusun thesis, suara masih jernih sebelum ngajar di SD Negeri dengan 30 murid, vs Aruna di tahun 2025 saat umurnya 4 tahun๐๐๐๐
Shifting karier dari PNS guru SD Negeri dengan jam kerja yang rigid, terlalu pagi dan padat, menjadi CEO start-up edukasi yang jam kerjanya fleksibel, basisnya WFA alias kerja dari mana aja, ke kantor hanya 2x seminggu kalau perlu koordinasi, sisanya ya berjejaring (termasuk main tenis-sesuatu yang gak pernah aku lakuin sebelumnya๐), ketemu dan ngobrol dengan potential partners atau jadi narsum event dan tetep ngonten, buatku walau menantang tapi membahagiakan! Menyenangkan karena roh dan identitas guru itu kubawa juga saat membersamai, mengarahkan dan memercayakan tim untuk sama-sama punya andil dalam mengembangkan @smartickindonesia biar semua yg kita kerjakan itu datangnya dari hati dan akan sampai pula ke hatinya para orang tua dan anak-anak Indonesia ๐ซถ Banyak hal yang masih harus kupelajari, tapi gak pernah khawatir karena tim yang solid dan saling memberdayakan! Di satu sisi, aku jadi lebih terlatih membagi peranku saat harus menjadi ibu buat Aruna dengan hadir secara utuh tanpa harus musingin kerjaan atau dinamika ngonten karena keleluasaan ruang dan waktu yg sekarang kumiliki, tentu dengan support penuh suamiku yang selalu jadi fansku nomor satu๐
Selamat hari Kamis Putihโจ Seperti tahun-tahun sebelumnya, kamipun ikut saling membasuh kaki untuk mengimani ajaran cinta kasih. ๐ซถ
Monthly trend of total Followers
Monthly trend of average likes per post
Hashtags frequently used by the KOL in their content
Accounts frequently mentioned by the KOL in their content
Kenali tipe KOL dari Nano hingga Mega dan manfaatkan data engagement rate kami untuk memilih influencer yang tepat.
| Nano 1K-10K |
Micro 10K-50K |
Mid-tier 50K-500K |
Macro 500K-1M |
Mega 1M+ |
|
|---|---|---|---|---|---|
| High | 5.31% | 2.01% | 2.47% | 2.53% | 2.60% |
| Above average | 4.01% | 1.80% | 1.74% | 1.53% | 1.94% |
| Average | 2.42% | 0.98% | 0.88% | 1.01% | 1.15% |
| Below average | 1.08% | 0.62% | 0.54% | 0.60% | 0.80% |
| Low | 1.06% | 0.50% | 0.32% | 0.44% | 0.57% |
Engagement rate didapatkan dari perhitungan rata-rata Likes, Comments, Share dibagi dengan jumlah followers kemudian dikali 100. Semakin tinggi engagement rate yang Anda miliki semakin baik nilai Anda.
Sudah tahu tentang KOL atau influencer level mulai dari Nano, Micro, Mid-Tier, Macro dan Mega ? Gunakan benchmark akurat kami untuk mengenal lebih jauh bagaimana benefit mengetahui engagement rate bisa membantu kita memilih KOL apa yang akan kita pakai.
Check engagement rate for any Youtube channel and get detailed analytics report
Check engagement rate for any TikTok account and get detailed analytics report
KOL.ID adalah platform teknologi pemasaran pertama di Indonesia yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung kolaborasi antara Key Opinion Leaders (KOL) dan bisnis.
Platform ini menyediakan solusi lengkap untuk kebutuhan pemasaran di Instagram, TikTok, dan YouTube, semuanya terintegrasi dalam satu tempat.
Salah satu fitur utama KOL.ID adalah pembuatan dan pengecekan rate card otomatis bagi para KOL.
Dengan menggunakan data real-time dari berbagai platform media sosial, KOL.ID membantu KOL menentukan harga layanan mereka secara akurat dan adil,
sehingga mereka dapat fokus pada kreativitas dan peningkatan engagement rate.
Selain itu, KOL.ID menawarkan berbagai alat analisis, seperti kalkulator engagement rate untuk TikTok, Instagram, dan YouTube,
yang membantu KOL dan bisnis memahami performa akun media sosial dan membuat keputusan yang lebih baik dalam kampanye pemasaran.
Dengan berbagai fitur dan layanan yang ditawarkan, KOL.ID menjadi platform yang andal bagi KOL dan bisnis dalam menjalankan kampanye pemasaran yang efektif dan efisien.
FOR BRAND (Untuk Agency/Brand/Bisnis):
KOL Ranking: Fitur pencarian KOL yang sesuai dengan kebutuhan brand atau bisnis.
Cek Rate Card KOL: Tools untuk bisnis mengevaluasi rate card KOL berdasarkan data dari TikTok, Instagram & YouTube.
Campaign Report: Laporan terperinci untuk mendapatkan data performa (Like, Comment, Share, Views & Save) terkait performa kampanye pemasaran bersama KOL hanya menggunakan Link Posting.
FOR KOL (Untuk Key Opinion Leader):
Buat Rate Card: Alat untuk membantu KOL membuat rate card berdasarkan performa mereka di TikTok, Instagram & YouTube.
FREE TOOLS (Alat Gratis):
Buat MoU KOL: Membuat memorandum of understanding (MoU) antara KOL dan bisnis secara otomatis.
Cek ER KOL TikTok: Alat untuk menghitung engagement rate KOL di TikTok.
Cek ER KOL Instagram: Alat untuk menghitung engagement rate KOL di Instagram.
Cek ER KOL YouTube: Alat untuk menghitung engagement rate KOL di YouTube.
Download Video TikTok: Fitur untuk mengunduh video dari TikTok.
Download Video Instagram: Fitur untuk mengunduh video dari Instagram.
Download Video YouTube: Fitur untuk mengunduh video dari YouTube.
Kamus KOL: Panduan istilah-istilah penting terkait dunia KOL.
Extension Chrome: Extension yang memungkinkan untuk melihat analisa KOL dengan mudah hanya dengan membuka profil Instagram & TikTok.
Semua fitur ini menunjukkan bahwa KOL.ID adalah platform yang lengkap untuk mendukung kebutuhan KOL dan merek/bisnis dalam membangun strategi pemasaran digital.