umamnaufal
Pernah gak ngerasa, insecure bahkan mempertanyakan kemampuan kita ngerjain soal ketika jawaban kita beda dengan jawaban murid yang paling pintar. Rasanya, eh kok gini ya, kok beda ya, sampe berkali-kali baca soal, dan mencocokan lagi soalnya dengan jawaban kita dan jawaban mereka. Dan akhirnya, karena jawaban mereka bener, kita jadikan jawaban mereka sebagai acuan untuk menilai murid-murid yang lain. ๐
Yuk dicoba. Beneran simpel dan enak dipakai. Ada AI nya yang bisa bantu kita nyusun pertanyaan sesui dengan topik yang kita mau. Jangan lupa save jika video ini bermanfaat dan share agar lebih banyak yang merasakan manfaatnya.
1. Kadang pulang ke rumah setelah capek ngajar, terus kepikiran, โUdah bener belum sih pilihan jadi guru?โ 2. Capek rasanya kalau harus terus menjelaskan kenapa fisika itu penting dan sebenarnya ada di sekitar anak-anak. 3. Setiap kali ada pengawas atau supervisi masuk kelas, pasti ada rasa deg-degan, entah kenapa. 4. Pernah ngerasa kayak bukan guru yang cukup baik, padahal udah bertahun-tahun ngajar. 5. Melihat beberapa murid yang mirip diri sendiri waktu kecil, bikin ingin jadi guru yang dulu saya butuhkan. 6. Sering banget baca ulang pesan/wa sampai lima kali sebelum dikirim, takut ada yang salah. 7. Pernah ada satu pujian random dari murid yang tiba-tiba bikin mood bagus. 8. Masih sering kepikiran murid-murid yang saya ajar dulu, penasaran mereka sekarang gimana, apakah mereka tahu kalau dulu saya benar-benar yakin kalau mereka bisa? 9. Kadang ngerasa bersalah kalau ada murid yang belum bisa saya bantu, tapi sadar, saya ternayat lebih banyak belajar dari mereka daripada sebaliknya. 10. Tahu kalau murid-murid gak akan ingat semua pelajaran yang saya ajarkan, tapi saya berharap mereka ingat bagaimana rasanya belajar fisika di kelas saya. 11. Makin hari makin khawatir sama masa depan pendidikan. 12. Rasanya gak berdaya ngelihat kebijakan pendidikan ditentukan oleh orang-orang yang bahkan gak pernah ngajar di kelas. 13. Sedih banget pas lihat orang tua atau pengamat pendidikan ribut soal apa yang boleh dan gak boleh diajarkan, padahal guru cuma ingin melakukan yang terbaik buat anak-anak. Ibu Bapak ada yang merasakan hal yang sama?
Pernah gak sih ngerasin kayak hati kita sebagai guru diuji? Misal saat kita sudah ngulang penjelasan beberapa kali, mereka belum paham. Sekalinya akan dijelaskan ulang lagi, mereka ngobrol. Jadinya bukan cuma kesabaran yang habis, tapi juga energinya. Milih diem dulu sampai suasana bener-bener hening, nunggu semua murid berhenti ngobrol sebelum kita bisa lanjut bicara. Kadang momen kayak gini bikin refleksi sih, bukan tentang seberapa cepat mereka diam, tapi seberapa dalam kita bisa paham bahwa setiap proses, meskipun bikin capek, adalah kesempatan untuk bagi kita terus belajar sabar dan bijak. Ya, mungkin ini cara kita ditempa jadi guru yang lebih kuat, lebih sabar, dan lebih paham apa arti mendidik sebenarnya. Siapa yang relate sama momen kayak gini?
Kadang kalau lagi merasa lemot, saya ingat ajaโฆ Dulu bisa lulus SMA dan kuliah tanpa ChatGPT. Siapa yang masih ingat perjuangan bikin makalah atau laporan praktikum zaman dulu?
Kadang kalau lagi merasa lemot, saya ingat ajaโฆ Dulu bisa lulus SMA dan kuliah tanpa ChatGPT. Siapa yang masih ingat perjuangan bikin makalah atau laporan praktikum zaman dulu?
Pernah gak ngalamin, duduk diem di depan kelas, ngebiarin kelas yang udah gak kondusif karenaโฆ yaudah, malas aja harus naikin nada suara pagi-pagi. Sosial energi rasanya udah keburu habis. Jadi yaudah, diem aja, nunggu sampe ada satu anak yang akhirnya sadar terus bilang, โEh, jangan ribut.โ Ya, kadang butuh sampe 5 menitan sampe ada yang peka, dan nyuruh temen-temennya gak ribut. Sementara kita masih duduk diem ngumpulin tenaga. Ada yang sering ngalamin kayak gini?
Siapa bilang metode ceramah udah nggak relevan di pembelajaran abad 21? Justru kalau digabung sama demonstrasi, metode ini bisa jadi lebih powerful! Nggak cuma ngomong doang, tapi langsung nunjukin gimana konsep itu bekerja di dunia nyata. ๐ฅ Bikin kelas lebih interaktif Ceramah itu nggak harus satu arah. Selingi dengan demonstrasi, pancing anak-anak buat mikir, kasih pertanyaan yang bikin mereka penasaran. Biar mereka nggak cuma duduk diem, tapi aktif ikut diskusi. ๐ Mengaitkan konsep dengan kehidupan nyata Daripada cuma jelasin teori panjang lebar, langsung tunjukin aplikasinya! Misalnya, pas bahas hukum Newton, ya langsung kasih demonstrasi. Anak-anak jadi lebih gampang nyambung. ๐ก Jadi sarana umpan balik yang efektif Setelah ceramah dan demonstrasi, kita bisa langsung tanya mereka: โDari yang tadi kalian lihat, bisa simpulkan apa?โ Dari sini, kita bisa tahu pemahaman mereka sampai mana dan kasih penguatan yang diperlukan. Jadi, masih mau ninggalin metode ceramah? Padahal kalau dipadukan sama demonstrasi, justru bikin pembelajaran makin hidup dan lebih ngena ke anak-anak, makin โdeepโ learning. Jangan lupa save kalau bermanfaat, dan share biar makin banyak rekan guru yang tahu!
1. Kadang pulang ke rumah setelah capek ngajar, terus kepikiran, โUdah bener belum sih pilihan jadi guru?โ 2. Capek rasanya kalau harus terus menjelaskan kenapa fisika itu penting dan sebenarnya ada di sekitar anak-anak. 3. Setiap kali ada pengawas atau supervisi masuk kelas, pasti ada rasa deg-degan, entah kenapa. 4. Pernah ngerasa kayak bukan guru yang cukup baik, padahal udah bertahun-tahun ngajar. 5. Melihat beberapa murid yang mirip diri sendiri waktu kecil, bikin ingin jadi guru yang dulu saya butuhkan. 6. Sering banget baca ulang pesan/wa sampai lima kali sebelum dikirim, takut ada yang salah. 7. Pernah ada satu pujian random dari murid yang tiba-tiba bikin mood bagus. 8. Masih sering kepikiran murid-murid yang saya ajar dulu, penasaran mereka sekarang gimana, apakah mereka tahu kalau dulu saya benar-benar yakin kalau mereka bisa? 9. Kadang ngerasa bersalah kalau ada murid yang belum bisa saya bantu, tapi sadar, saya ternayat lebih banyak belajar dari mereka daripada sebaliknya. 10. Tahu kalau murid-murid gak akan ingat semua pelajaran yang saya ajarkan, tapi saya berharap mereka ingat bagaimana rasanya belajar fisika di kelas saya. 11. Makin hari makin khawatir sama masa depan pendidikan. 12. Rasanya gak berdaya ngelihat kebijakan pendidikan ditentukan oleh orang-orang yang bahkan gak pernah ngajar di kelas. 13. Sedih banget pas lihat orang tua atau pengamat pendidikan ribut soal apa yang boleh dan gak boleh diajarkan, padahal guru cuma ingin melakukan yang terbaik buat anak-anak. Ibu Bapak ada yang merasakan hal yang sama?
Pernah gak sih ngerasin kayak hati kita sebagai guru diuji? Misal saat kita sudah ngulang penjelasan beberapa kali, mereka belum paham. Sekalinya akan dijelaskan ulang lagi, mereka ngobrol. Jadinya bukan cuma kesabaran yang habis, tapi juga energinya. Milih diem dulu sampai suasana bener-bener hening, nunggu semua murid berhenti ngobrol sebelum kita bisa lanjut bicara. Kadang momen kayak gini bikin refleksi sih, bukan tentang seberapa cepat mereka diam, tapi seberapa dalam kita bisa paham bahwa setiap proses, meskipun bikin capek, adalah kesempatan untuk bagi kita terus belajar sabar dan bijak. Ya, mungkin ini cara kita ditempa jadi guru yang lebih kuat, lebih sabar, dan lebih paham apa arti mendidik sebenarnya. Siapa yang relate sama momen kayak gini?
Monthly trend of total Followers
Monthly trend of average likes per post
Hashtags frequently used by the KOL in their content
Accounts frequently mentioned by the KOL in their content
Kenali tipe KOL dari Nano hingga Mega dan manfaatkan data engagement rate kami untuk memilih influencer yang tepat.
| Nano 1K-10K |
Micro 10K-50K |
Mid-tier 50K-500K |
Macro 500K-1M |
Mega 1M+ |
|
|---|---|---|---|---|---|
| High | 5.31% | 2.01% | 2.47% | 2.53% | 2.60% |
| Above average | 4.01% | 1.80% | 1.74% | 1.53% | 1.94% |
| Average | 2.42% | 0.98% | 0.88% | 1.01% | 1.15% |
| Below average | 1.08% | 0.62% | 0.54% | 0.60% | 0.80% |
| Low | 1.06% | 0.50% | 0.32% | 0.44% | 0.57% |
Engagement rate didapatkan dari perhitungan rata-rata Likes, Comments, Share dibagi dengan jumlah followers kemudian dikali 100. Semakin tinggi engagement rate yang Anda miliki semakin baik nilai Anda.
Sudah tahu tentang KOL atau influencer level mulai dari Nano, Micro, Mid-Tier, Macro dan Mega ? Gunakan benchmark akurat kami untuk mengenal lebih jauh bagaimana benefit mengetahui engagement rate bisa membantu kita memilih KOL apa yang akan kita pakai.
Check engagement rate for any Youtube channel and get detailed analytics report
Check engagement rate for any TikTok account and get detailed analytics report
KOL.ID adalah platform teknologi pemasaran pertama di Indonesia yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung kolaborasi antara Key Opinion Leaders (KOL) dan bisnis.
Platform ini menyediakan solusi lengkap untuk kebutuhan pemasaran di Instagram, TikTok, dan YouTube, semuanya terintegrasi dalam satu tempat.
Salah satu fitur utama KOL.ID adalah pembuatan dan pengecekan rate card otomatis bagi para KOL.
Dengan menggunakan data real-time dari berbagai platform media sosial, KOL.ID membantu KOL menentukan harga layanan mereka secara akurat dan adil,
sehingga mereka dapat fokus pada kreativitas dan peningkatan engagement rate.
Selain itu, KOL.ID menawarkan berbagai alat analisis, seperti kalkulator engagement rate untuk TikTok, Instagram, dan YouTube,
yang membantu KOL dan bisnis memahami performa akun media sosial dan membuat keputusan yang lebih baik dalam kampanye pemasaran.
Dengan berbagai fitur dan layanan yang ditawarkan, KOL.ID menjadi platform yang andal bagi KOL dan bisnis dalam menjalankan kampanye pemasaran yang efektif dan efisien.
FOR BRAND (Untuk Agency/Brand/Bisnis):
KOL Ranking: Fitur pencarian KOL yang sesuai dengan kebutuhan brand atau bisnis.
Cek Rate Card KOL: Tools untuk bisnis mengevaluasi rate card KOL berdasarkan data dari TikTok, Instagram & YouTube.
Campaign Report: Laporan terperinci untuk mendapatkan data performa (Like, Comment, Share, Views & Save) terkait performa kampanye pemasaran bersama KOL hanya menggunakan Link Posting.
FOR KOL (Untuk Key Opinion Leader):
Buat Rate Card: Alat untuk membantu KOL membuat rate card berdasarkan performa mereka di TikTok, Instagram & YouTube.
FREE TOOLS (Alat Gratis):
Buat MoU KOL: Membuat memorandum of understanding (MoU) antara KOL dan bisnis secara otomatis.
Cek ER KOL TikTok: Alat untuk menghitung engagement rate KOL di TikTok.
Cek ER KOL Instagram: Alat untuk menghitung engagement rate KOL di Instagram.
Cek ER KOL YouTube: Alat untuk menghitung engagement rate KOL di YouTube.
Download Video TikTok: Fitur untuk mengunduh video dari TikTok.
Download Video Instagram: Fitur untuk mengunduh video dari Instagram.
Download Video YouTube: Fitur untuk mengunduh video dari YouTube.
Kamus KOL: Panduan istilah-istilah penting terkait dunia KOL.
Extension Chrome: Extension yang memungkinkan untuk melihat analisa KOL dengan mudah hanya dengan membuka profil Instagram & TikTok.
Semua fitur ini menunjukkan bahwa KOL.ID adalah platform yang lengkap untuk mendukung kebutuhan KOL dan merek/bisnis dalam membangun strategi pemasaran digital.