KOL ID Report: Bikin Kepo, Pahami Three Seconds Rule untuk Konten Kamu!

Sebenarnya, hampir setiap orang bisa menjadi content creator. Alasannya sederhana, smartphone sudah menjadi perangkat yang dimiliki oleh banyak orang. Lebih dari itu, kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi content creator bisa didapatkan dengan mudah dan murah, bahkan gratis karena ada banyak platform yang bisa digunakan untuk belajar.
Tapi, menjadi content creator juga tidak mudah. Tentu, konten dengan riset mendalam, kreativitas yang tinggi, dan memiliki sentuhan editing yang berkualitas yang akan memenangkan hati audiens. Mungkin Anda bertanya, bagaimana sebuah konten bisa menarik di mata audiens? Apa yang harus dilakukan agar audiens terpaku pada konten yang kita buat?
Tahukah Anda bahwa rata-rata pengguna media sosial di Indonesia menghabiskan sekitar 3 jam 11 menit per hari di berbagai platform media sosial? Jadi, berdasarkan angka tersebut, bisa saja audiens Anda telah melihat puluhan bahkan ratusan konten sebelum melihat konten Anda. Agar konten bisa diingat, Anda harus menarik perhatian audiens sedari awal. Terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian audiens terhadap sebuah konten. Sebagai contoh misalkan menggunakan thumbnail yang menarik atau penggunaan judul yang clickbait.
Tapi, kendati dua cara tersebut cukup efektif dalam menarik perhatian audiens, memastikan audiens tetap bertahan di dalam konten adalah masalah yang berbeda. Oleh sebab itu, seorang content creator harus mengetahui tentang bagaimana menarik dan mempertahankan audiens dalam konten yang mereka buat.
Untuk melakukannya, terdapat prinsip yang disebut dengan three second rules. Penasaran soal konsep ini? Simak artikel berikut sampai selesai, ya!
Mengenal Three Second Rules
Istilah three second rules dalam konteks ini adalah istilah yang populer dalam dunia advertising dan retail. Istilah ini merujuk kepada sebuah prinsip yang menganggap bahwa tiga detik pertama sebuah iklan harus mampu menarik perhatian khalayak.
Meskipun berakar dari industri iklan, prinsip ini nyatanya dapat diterapkan pada proses pembuatan konten. Sebab, pada dasarnya dua hal ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Secara fundamental, baik iklan maupun konten adalah hal yang sama. Ini karena iklan pasti mengandung konten tertentu di dalamnya. Juga, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menarik perhatian audiens untuk bertahan selama mungkin.
Oleh sebab itu, prinsip ini menjadi penting untuk diperhatikan oleh setiap content creator. Ini karena three second rules mampu memberikan dampak yang besar terhadap konten yang dibuat.
Pentingnya three second rules
Three second rules menjadi penting untuk diperhatikan karena dampaknya yang besar terhadap konten yang dibuat. Melansir dari Kingstar Media, terdapat aturan umum dalam periklanan digital bahwa tiga detik pertama harus mampu menangkap perhatian audiens. Hal ini karena tiga detik pertama tersebut dapat menjadi penentu apakah konten yang dibuat akan dilihat atau dilewati begitu saja. Sebab, apabila tiga detik awal video tidak mampu membuat audiens menjadi penasaran, tentu mereka akan enggan untuk melanjutkan konten.
Selain itu, three second rules juga mampu memberikan dampak besar terhadap perkembangan akun secara keseluruhan. Menurut niftymarketing, menangkap perhatian audiens dalam tiga detik pertama secara signifikan dapat membuat audiens melihat konten-konten lain yang dibuat. Lebih dari itu, marketingessentialslab menyebutkan juga bahwa prinsip ini sangat krusial untuk content creator yang ingin memaksimalkan jangkauan (reach) dan keterikatan (engagement) mereka dengan audiens secara organik.
Bagaimana Menerapkan Three Second Rules Untuk Membuat Konten
Melihat dampak yang dapat diberikan three second rules, prinsip ini tentu harus diterapkan dalam pembuatan konten. Pertanyaannya, bagaimana cara melakukannya?
Secara sederhana, tiga detik pertama video yang dibuat harus mampu menangkap perhatian audiens. Tidak ada aturan pasti tentang bagaimana three second rules diterapkan. Namun, kendati demikian, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan three second rules ini. Berikut beberapa diantaranya:
1. Audio dan Visual yang Menarik
Gunakan gambar atau klip yang mencolok di awal video untuk menarik perhatian audiens. Sebab, visual yang kuat dapat membuat penonton penasaran dan ingin melanjutkan menonton. Namun kendati demikian, visual yang ditampilkan harus relevan dengan isi konten secara keseluruhan.
Sebagai contoh, tampilkan visual botol yang sedang dibuka dengan suara krek jika konten akan membahas tentang “Botol Air Minum.” Dengan audio dan visual tersebut, audiens harapannya akan menangkap bahwa konten tersebut akan membahas tentang sesuatu yang berkaitan dengan botol air minum. Selain itu, audiens bisa jadi akan bertanya-tanya mengapa visual tersebut ditampilkan dan lantas melanjutkan melihat konten hingga selesai.
2. Montase Cepat
Tampilkan rangkaian klip singkat yang menggambarkan isi atau highlight dari video. Teknik ini dapat memberikan gambaran cepat tentang apa yang akan disajikan.
Salah satu penerapan paling tepat untuk teknik ini adalah konten yang berkaitan dengan gaming. Ini dapat diimplementasikan dengan menampilkan montage tertentu. Contoh dari teknik ini adalah menyisipkan momen-momen in-game atau bloopers ketika bermain.
3. Pertanyaan atau Pernyataan
Ini merupakan penerapan yang cukup populer digunakan oleh berbagai content creator di seluruh dunia. Ini karena pertanyaan dapat menjadi… Selain pertanyaan, pernyataan yang kuat juga menjadi cara yang baik untuk memulai mendorong penonton terus menonton.
Sebagai contoh, adalah konten yang dibuat oleh Kok Bisa?. Dalam video yang mereka buat, Kok Bisa? acap mengajukan pertanyaan atau pernyataan kepada audiens untuk memulai sebuah konten.
Sebagai contoh adalah video berjudul Di Mana Posisi Teraman Buat Duduk di Pesawat? yang dibuat oleh Kok Bisa? Dalam video tersebut, mereka mengajukan pertanyaan “Siapa disini yang masih suka takut kalo naik pesawat?”
Untuk melakukannya, mulailah dengan mengajukan pertanyaan yang memancing rasa ingin tahu audiens. Tapi, tentunya pertanyaan ini harus relevan dengan isi konten. Jika menyatakan sebuah pernyataan, pastikan bahwa pernyataan yang disampaikan adalah pernyataan yang menggugah atau menyentil, Sebagai contoh misalkan adalah
Menerapkan three second rules dalam pembuatan konten adalah upaya menarik audiens dan memastikan mereka tetap terlibat dengan konten yang ditampilkan. Prinsip ini menjadi penting karena dapat memengaruhi apakah konten akan dilihat hingga selesai atau dilewati begitu saja. Juga, three second rules dapat memaksimalkan potensi konten di tengah persaingan digital yang ketat saat ini.
Terlepas dari bagaimana konten dibuat, content creator juga harus memaksimalkan rate card yang mereka miliki. Tentu tujuannya adalah untuk memaksimalkan kesempatan kerja sama dengan brand dan menunjukkan profesionalisme di dalam dunia industri kreatif.
Terlebih, membuat buat rate card KOL dapat dilakukan dengan mudah melalui KOL.ID! Sebab, KOL.ID memiliki platform cek rate card berbasis AI pertama di Indonesia. Karena itu, KOL.ID dapat menampilkan rate card untuk berbagai media sosial dengan data yang akurat. jadi, tunggu apalagi? Segera kunjungi situs resmi KOL.ID sekarang juga!

share this article

Fajar - Manager KOL.ID
Hi, I'm Fajar! I’m passionate about connecting brands with KOLs who build trust and shape consumer choices. With expertise in KOL marketing and a focus on trends, I create partnerships that strengthen brand stories and drive growth.
Post You’ve Might Like
Empower your brand's
growth journey with KOL.ID
Equip yourself with an all-inclusive suite of tools for initiating and expanding influencer marketing campaigns.
Try KOL.ID for Free