Kebanyakan orang pasti sudah tak asing lagi dengan TikTok dan YouTube, kedua aplikasi yang menampilkan beragam video. Mulai dari video berdurasi singkat hingga yang cukup panjang, semua bisa dengan mudah ditemukan di kedua aplikasi tersebut.
Data dari Statista menunjukkan bahwa TikTok dan YouTube masuk ke dalam 5 besar media sosial yang paling populer di Bulan April 2024. Berangkat dari data tersebut, tak mengherankan jika banyak orang yang menjadi creator dan membuat video untuk diunggah di kedua platform.
Meski sama-sama berbasis video ternyata TikTok dan YouTube menawarkan keuntungan yang berbeda untuk para creator. Kira-kira apa ya perbedaannya? Simak sampai tuntas untuk mengetahui jawabannya!
Kenali Lebih Dalam Perbedaan TikTok dan Youtube
Sebelum bicara lebih jauh soal keuntungan, penting untuk mengetahui lebih dalam perbedaan kedua platform ini. Berikut telah KOL.ID rangkum beberapa perbedaanya.
1. Durasi Video
Sejak awal kemunculannya TikTok lebih dikenal sebagai aplikasi yang menampilkan video-video pendek. Meski sekarang TikTok sudah meningkatkan durasi video hingga 10 menit, TikTok tetap disebut sebagai “rumah” untuk video pendek. Hal ini sejalan dengan data yang menyebutkan bahwa rata-rata durasi video TikTok tahun 2023 hingga 2024 adalah di bawah 1 menit.

Jika TikTok adalah “rumah” bagi video pendek, maka YouTube adalah “rumah” bagi video panjang. Pernyataan tersebut dibuktikan oleh data dari Statista yang menunjukkan bahwa rata-rata durasi video YouTube di tahun 2018 adalah 11 menit. Rata-rata durasi video terpanjang yaitu 24,7 menit ditempati oleh video bertema game. Sedangkan yang tersingkat adalah video bertemakan musik dengan durasi 6,8 menit.
2. Gaya Konten
Konten video yang ada di TikTok dan Youtube juga memiliki gaya atau style yang berbeda. Jika dilihat, sebagian besar video di TikTok memiliki unsur editing yang lebih sedikit. Selain itu, sebagian besar creator banyak menggunakan TikTok sebagai platform untuk mengunggah video promosi atau kerja sama dengan brand.
Sedangkan, sebagian besar video di YouTube memiliki unsur editing yang lebih banyak dan lebih sering digunakan oleh creator untuk menampilkan kegiatan sehari-hari atau honest review sebuah produk.
Untuk lebih memahami lagi, coba lihat perbandingan video berikut ini:
@tasyafarasya Dateng ke pop up store @3CE INDONESIA ♬ Live With Fashion - ALEKSANDAR KIPROV
Video untuk TikTok diunggah lebih dulu karena proses editing yang lebih singkat dan ditujukan sebagai promosi sebuah produk.
Beda halnya dengan video untuk YouTube yang diunggah belakangan karena proses editing yang lebih panjang dan tidak ditujukan sebagai sebuah video promosi.
Kedua video tersebut sama-sama menampilkan momen ketika Tasya Farasya menghadiri sebuah acara di Korea. Terlihat jelas bukan perbedaannya?
3. Cara Lain Mendapatkan Keuntungan
Tak cuma mendapatkan keuntungan dari video yang diunggah, baik TikTok atau YouTube sama-sama menawarkan cara lain untuk mendapatkan keuntungan. TikTok misalnya, menghadirkan fitur live streaming.
Melalui fitur ini creator bisa melakukan siaran langsung untuk menjual produk atau sekedar bercengkrama dengan followers. Saat live streaming penonton juga bisa memberikan gift kepada creator yang nantinya bisa dicairkan menjadi pundi-pundi rupiah.
Selain live streaming TikTok juga punya fitur affiliate yang membuat creator bisa membuat konten dan menyematkan link produk di dalamnya. Jika ada penonton yang membeli dari link tersebut, maka creator akan mendapatkan komisi.
Agak sedikit berbeda dari TikTok, YouTube menawarkan keuntungan melalui iklan atau AdSense. Melansir dari Slice untuk akun YouTube dengan 1000 subscriber, penghasilan yang bisa didapatkan dari AdSense berkisar antara Rp50,000 - Rp100,000 per bulan.
Selain itu, ada fitur lain seperti membership chanel yang membuat penonton harus membayar untuk menyaksikan konten-konten ekslusif. Tak berhenti sampai di situ saja, keuntungan juga bisa didapatkan dari monetasi YouTube Shorts.
4. Target Audience
Meski digunakan oleh sebagian besar orang, TikTok dan YouTube ternyata memiliki target audience yang berbeda. Melansir dari EXPLODING TOPICS, pengguna TikTok tahun 2024 didominasi oleh mereka yang berusia 18 - 24 tahun. Data ini menujukan bahwa creator TikTok harus membuat konten yang sekiranya mudah diterima oleh anak-anak muda.

Agak berbeda dengan TikTok, pengguna YouTube didominasi oleh mereka yang berusia sedikit lebih tua yaitu 25 - 34 tahun. Terlihat juga YouTube masih menarik perhatian dari pengguna yang berusia 65 tahun ke atas. Maka dari itu, creator YouTube harus membuat konten yang bisa diterima tak hanya oleh anak muda, tapi orang tua sekalipun.

5. Algoritma
Algoritma yang ada di TikTok dan YouTube memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Jika diperhatikan lagi, video-video yang muncul di FYP TikTok tak selalu berasal dari creator yang diikuti.
Melansir dari Shopify, hal ini bisa terjadi karena algoritma TikTok memang dibuat tak terbatas pada siapa yang diikuti oleh pengguna. Algoritma di platform ini lebih berfokus kepada video-video yang mengikuti tren terkini.
Beda halnya dengan algoritma YouTube. yang dibentuk berdasarkan chanel yang diikuti oleh pengguna atau video-video yang sering disaksikan. Dalam artian lain, algoritma YouTube bisa dikatakan lebih personal.
Setelah berbicara panjang lebar tentang perbedaan TikTok dan Youtube, ini adalah saat yang tepat untuk membahas tentang keuntungan yang ditawarkan oleh masing-masing platform.
Keuntungan yang Ditawarkan TikTok
Berdasarkan pembahasan di bagian sebelumnya dapat kita simpulkan bahwa TikTok menawarkan keuntungan untuk creator yang tertarik membuat video berdurasi singkat dan membutuhkan proses editing yang lebih sedikit.
Bukan cuma itu, TikTok juga menawarkan keuntungan lebih bagi para creator yang tertarik bekerja sama dengan brand melalui video promosi. Creator juga bisa mendapatkan keuntungan melalui live streaming dan juga bergabung dalam program affiliate.
Namun, untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, creator harus benar-benar memahami target audience, tren, dan algoritma. Konsistensi juga diperlukan sebelum akhirnya berhasil mendapatkan keutungan yang besar dari pembuatan konten TikTok.
Keuntungan yang Ditawarkan YouTube
Jika TikTok lebih menguntungkan untuk video singkat, maka YouTube sebaliknya. Platform yang satu ini akan lebih menguntungkan untuk creator yang membuat video berdurasi panjang dan melalui proses editing yang cukup banyak.
Sama seperti TikTok, keuntungan dari YouTube juga tak terbatas dari konten yang diunggah. Creator bisa mendapatkan keuntungan dari membership chanel, monetasi YouTube Shorts, dan juga AdSense.
Jika 1000 subscriber saja bisa menghasilkan Rp50,000 - Rp100,000 per bulan, bayangkan jika chanel Youtube sudah memiliki 1 juta subscriber, keuntungan pasti semakin berlipat ganda. Namun, untuk mencapai jumlah subscriber yang banyak tentu dibutuhkan ketekunan dan pemahaman yang tepat terhadap target audience dan algoritma.
Jadi, Mana yang Lebih Menguntungkan?
Jika ditanya mana yang lebih menguntungkan antara TikTok dan YouTube, dua-duanya bisa sama-sama menguntungkan. Seberapa besar keuntungan yang bisa didapatkan bergantung pada jenis konten seperti apa yang akan diunggah. Jadi, creator harus benar-benar memahami konten yang akan dibuat dan tujuan pembuatannya.
Sebelum Post Video, Cek Rate Card Dulu di KOL.ID
Setelah memahami keuntungan yang bisa didapatkan dari TikTok dan Youtube, creator atau KOL bisa mulai bekerja sama dengan brand untuk membuat konten yang kemudian diunggah di TikTok ataupun YouTube.
Namun, sebelum itu ada baiknya untuk buat rate card di KOL.ID terlebih dahulu. KOL.ID memiliki tools buat rate card untuk TikTok, YouTube, dan Instagram yang bisa digunakan oleh para KOL. Rate card yang dihasilkan dijamin akurat karena sudah sesuaikan dengan performa akun. Kerja sama dengan brand bisa lebih lancar dengan rate card dari KOL.ID!