KOL

Digital Fatigue

watch-icon 3 min. to read
Digital Fatigue
ON THIS PAGE

Di tengah arus informasi yang tak pernah berhenti, hidup kita makin lekat dengan layar. Dari bangun tidur hingga kembali ke ranjang. Notifikasi berdatangan tanpa henti, meeting virtual bertumpuk, ditambah scrolling sosial media yang jadi rutinitas harian. 

Semua terasa cepat, sibuk, dan melelahkan, meski kita hanya duduk di satu tempat. Kalau Anda pernah merasa capek tanpa sebab setelah seharian di depan laptop atau HP, bisa jadi kamu sedang mengalami digital fatigue.

Apa Itu Digital Fatigue?

Digital fatigue adalah kelelahan mental, emosional, bahkan fisik yang muncul akibat terlalu banyak terpapar perangkat layar digital dalam waktu lama. Ini bukan hanya tentang lelah mata, tapi juga tentang kejenuhan yang dirasakan karena terlalu lama "terhubung" secara digital.

Menariknya, digital fatigue bukan hanya dirasakan oleh pekerja kantoran saja, tapi juga oleh content creator, influencer, dan KOL yang hidupnya sangat bergantung pada dunia online.

Dampak Digital Fatigue dalam Aktivitas Sehari-hari

Digital fatigue bisa memberikan efek domino terhadap kualitas hidup dan performa kerja seseorang. Kondisi ini sering kali muncul perlahan, namun dampaknya cukup terasa jika tidak segera disadari dan diatasi. Berikut adalah beberapa dampak yang umum dirasakan saat mengalami digital fatigue:

1. Menurunnya konsentrasi

Saat otak terus-menerus menerima notifikasi, email, dan tugas digital, kemampuan untuk fokus jadi melemah. Hal ini membuat kita mudah terdistraksi dan sulit menyelesaikan satu tugas secara utuh. Akibatnya, pekerjaan jadi terasa lebih berat dan butuh waktu lebih lama untuk diselesaikan.

2. Kehilangan motivasi dan semangat

Aktivitas digital yang monoton bisa memunculkan rasa jenuh. Kita mungkin merasa aktif secara fisik, tapi mental terasa kosong dan tidak bersemangat. Kalau dibiarkan, ini bisa mempengaruhi performa kerja dan kebahagiaan secara keseluruhan.

3. Kreativitas menurun

Kelebihan konsumsi informasi dapat membuat otak "penuh" dan kehilangan ruang untuk berpikir out of the box. Ini sering terjadi pada pekerja kreatif, KOL, atau influencer yang butuh ide segar secara konsisten. Tanpa jeda, proses kreatif bisa macet dan hasil karya pun terasa datar.

4. Kelelahan fisik

Digital fatigue juga berdampak pada tubuh. Duduk terlalu lama di depan layar bisa menyebabkan sakit leher, punggung, dan mata. Jika tidak diimbangi dengan peregangan atau postur yang baik, kelelahan ini bisa menjadi keluhan harian yang mengganggu kenyamanan.

5. Gangguan tidur

Paparan layar sebelum tidur, terutama dari ponsel atau laptop, bisa mengganggu produksi melatonin dalam tubuh. Ini menyebabkan sulit tidur atau tidur tidak nyenyak. Padahal, kualitas tidur yang buruk dapat memperburuk kondisi fisik dan mental keesokan harinya. 

6. Stres ringan hingga burnout

Selalu "on" dan merasa harus merespons pesan atau tugas digital bisa membuat kita kelelahan secara emosional. Beban ini makin terasa ketika tidak ada batas waktu yang jelas antara jam kerja dan waktu istirahat. Lama-lama, tekanan ini bisa berkembang menjadi burnout.

Namun kabar baiknya, digital fatigue bukan kondisi permanen. Dengan kesadaran dan beberapa langkah sederhana, kita bisa mengelolanya dengan lebih baik, terutama bagi yang bekerja dari rumah.

Cara Menghindari Digital Fatigue saat Work From Home

Bekerja dari rumah memang menawarkan fleksibilitas, tapi juga memunculkan tantangan baru. Tanpa transisi fisik dari rumah ke kantor, banyak orang jadi terlalu lekat dengan perangkat digital. Berikut ini beberapa cara sederhana untuk menghindari digital fatigue saat WFH:

1. Jadwalkan "screen break" secara rutin

Pastikan ada waktu istirahat dari layar setiap 1 jam sekali. Gunakan waktu ini untuk berjalan sejenak, merilekskan mata, atau melakukan peregangan ringan. Ini akan memberi otak jeda dari stimulus digital yang terus-menerus.

2. Atur zona kerja dan zona istirahat

Pisahkan area kerja dan area santai di rumah, meskipun itu hanya ruang kecil. Ini membantu otak membedakan kapan harus fokus dan kapan waktunya istirahat, sehingga ritme kerja lebih seimbang.

3. Gunakan mode fokus atau notifikasi terbatas

Notifikasi terus-menerus dari berbagai aplikasi bisa melelahkan mental. Aktifkan mode fokus, atau tentukan waktu tertentu saja untuk mengecek email, pesan, atau sosial media.

4. Manfaatkan waktu offline

Sempatkan waktu di luar jam kerja untuk aktivitas yang tidak melibatkan layar, seperti membaca buku fisik, olahraga, atau sekadar menikmati kopi tanpa gangguan gadget.

Tips Mengatasi Digital Fatigue dengan Lebih Baik

Mengelola digital fatigue bukan hanya soal menghindari layar, tapi juga tentang membangun kebiasaan sehat dalam dunia digital. Berikut beberapa tips yang bisa membantu:

1. Tetapkan batas waktu penggunaan layar

Buat jadwal kapan Anda bekerja, kapan waktunya scrolling sosial media, dan kapan harus benar-benar offline. Disiplin dalam hal ini akan berdampak besar bagi kesehatan mental dan fisik.

2. Kurasi konten yang dikonsumsi

Pilih akun atau platform yang memberi energi positif, edukatif, atau inspiratif. Terlalu banyak konten berulang, drama, atau informasi berlebihan bisa mempercepat kejenuhan digital.

3. Perkuat interaksi sosial secara langsung

Meskipun digital memudahkan komunikasi, tetap sempatkan untuk berbicara langsung (baik secara tatap muka atau lewat telepon) dengan keluarga atau teman dekat. Interaksi ini membantu menjaga koneksi emosional yang lebih tulus.

4. Perhatikan postur tubuh saat bekerja

Gunakan meja dan kursi yang ergonomis, jaga posisi duduk, dan hindari membungkuk terlalu lama. Ini membantu mencegah kelelahan otot dan menjaga energi tetap stabil.

5. Ciptakan waktu kreatif bebas layar

Lakukan aktivitas kreatif yang tidak melibatkan perangkat digital, seperti menulis jurnal, melukis, memasak, atau merapikan ruangan. Aktivitas seperti ini memberi sensasi segar pada otak dan bisa memicu ide-ide baru.

Saatnya Menyusun Strategi Digital yang Sehat

Digital fatigue merupakan sinyal bahwa kita perlu mengatur ulang cara berinteraksi dengan dunia digital. Bukan berarti kita harus menjauh sepenuhnya, tapi lebih ke bagaimana menggunakannya dengan cerdas dan seimbang. Bagi KOL dan influencer, ini juga bisa menjadi momen untuk mengevaluasi rutinitas digital agar dapat tetap produktif dan kesehatan mental terjaga. 

Salah satu cara untuk mengatasi digital fatigue adalah dengan menyusun sistem kerja yang lebih efisien dan terstruktur. Nah, dengan memiliki rate card yang jelas, Anda bisa mengelola kolaborasi dan sistem kerja dengan brand secara lebih transparan dan terorganisir. 

Bagi influencer atau KOL yang masih bingung membuat rate card, Anda bisa dengan mudah membuatnya di KOL.ID. Platform ini menyediakan tools untuk buat rate card di berbagai media sosial baik itu Instagram, TikTok, ataupun YouTube. Anda dapat mengetahui tarif rate card Anda akurat sesuai dengan performa akun. Segera kunjungi KOL.ID dan buat rate card terbaik Anda! 

Rate this article

Click on a star below to rate our tool out of 5 stars

Average rating 5 / 5. Vote count: 56

Thank you for your rating!

share this article

review-img
Salsa - Manager KOL.ID

Hi, I'm Salsa! I focus on content marketing that brings brands together with KOLs to create authentic and engaging stories. By understanding trends and conducting research, I help brands and KOLs create impactful collaborations that resonate with their audience and deliver measurable results.

Tags:

Post You’ve Might Like

Empower your brand's
growth journey with KOL.ID

Equip yourself with an all-inclusive suite of tools for initiating and expanding influencer marketing campaigns.

Try KOL.ID for Free
  • Followers

    500k+1.50%

  • Avg. Likes

    20M+0.50%

  • Avg. Comments

    60K+2.10%

@skkky_hi

Reach

How helpful was this content?

Click on a star below to rate our tool out of 5 stars

Average rating 5 / 5. Vote count: 56

Thank you for your rating!

Newsletter

Be the first one to know about discounts, offers and events