Dalam dunia digital saat ini, jumlah like di TikTok sering dianggap sebagai tolok ukur kesuksesan sebuah konten. Banyak KOL yang berlomba-lomba untuk mendapatkan banyak like agar videonya bisa masuk For You Page (FYP).
Namun di balik itu, muncul praktik yang dikenal sebagai “suntik like TikTok”, yaitu cara instan untuk menambah jumlah like secara cepat. Meski terlihat menguntungkan, langkah ini sebenarnya menyimpan sejumlah risiko, terutama bagi mereka yang ingin membangun personal branding atau reputasi jangka panjang di platform ini.
Banyak akun Instagram, TikTok, YouTuber terpopuler yang sukses bukan karena menggunakan cara instan, melainkan karena konsisten menciptakan konten yang autentik dan relevan dengan audiensnya. Maka penting bagi setiap kreator untuk memahami lebih dalam apa itu suntik like dan dampaknya terhadap performa akun.
Apa Itu Suntik Like TikTok?

Suntik like TikTok adalah praktik menambah jumlah “like” pada video dengan layanan pihak ketiga. Biasanya, KOL atau creator membayar sejumlah uang agar kontennya mendapatkan ribuan like dalam waktu singkat. Berbeda dengan suntik views TikTok, hasil dari suntik like bisa langsung terlihat di notifikasi akun. Artinya, ketika layanan suntik like digunakan, akun Anda akan menerima notifikasi “likes” layaknya interaksi asli dari pengguna lain.
Sekilas, hal ini memang terlihat menarik karena dapat meningkatkan kredibilitas dan menarik perhatian pengguna lain. Namun, perlu diingat bahwa like hasil suntikan tidak berasal dari pengguna aktif atau audiens yang benar-benar menyukai konten Anda. Banyak di antaranya berasal dari akun bot atau akun pasif yang tidak memberikan interaksi lanjutan seperti komentar, share, atau follow. Dengan kata lain, angka yang terlihat tinggi belum tentu mencerminkan kualitas engagement yang sebenarnya.
Baca juga: Kapan Jam FYP TikTok di Tahun 2025? Cek Data Terbarunya di sini!
Dampak dari Suntik Like TikTok
Secara umum, suntik like memberikan dampak jangka pendek yang semu dan justru bisa merugikan dalam jangka panjang. Berikut beberapa di antaranya:
1. Algoritma TikTok Menjadi Tidak Akurat
Algoritma TikTok bekerja dengan cara membaca preferensi pengguna berdasarkan interaksi nyata, seperti berapa lama seseorang menonton video, seberapa sering mereka berkomentar, hingga apakah mereka menonton konten serupa di kemudian hari. Saat Anda menyuntik like, algoritma akan menganggap video Anda disukai oleh akun-akun pasif sehingga membuat performa turun drastis.
2. Audiens Tidak Tumbuh Secara Nyata
Mendapatkan ribuan like bukan berarti Anda memiliki komunitas yang aktif. Audiens palsu tidak akan pernah memberikan dukungan nyata, baik dalam bentuk komentar, pembelian produk, maupun kolaborasi jangka panjang. Padahal, inti dari membangun akun TikTok adalah menciptakan hubungan dua arah dengan penonton yang benar-benar menyukai konten Anda.
3. Kredibilitas Akun Bisa Dipertanyakan
Brand, agensi, maupun klien kini jauh lebih cermat dalam menilai kredibilitas seorang kreator. Mereka tidak lagi hanya melihat jumlah follower atau like, tetapi juga tingkat interaksi nyata seperti engagement rate dan kualitas komentar. Jika ditemukan ketidakwajaran antara jumlah like dan engagement, reputasi KOL bisa menurun di mata calon partner.
4. Potensi Penurunan Insight
Akun yang sering melakukan suntik like bisa mengalami penurunan insight secara signifikan. Angka reach dan views mungkin tampak tinggi sesaat, tapi performa jangka panjang cenderung menurun. Akibatnya, setiap kali Anda mengunggah konten baru, algoritma TikTok tidak lagi memprioritaskannya karena dianggap tidak relevan dengan target audiens sebenarnya.
Cara Meningkatkan Like Konten Secara Organik
Untuk mendapatkan hasil yang berkelanjutan, KOL perlu fokus pada cara-cara alami dalam meningkatkan interaksi. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Pahami Tren dan Format Populer
TikTok dikenal dengan tren yang cepat berubah. Ikuti challenge, gunakan sound populer, dan adaptasi tren dengan gaya khas Anda sendiri. Semakin relevan konten Anda dengan tren yang sedang ramai, semakin besar peluang untuk masuk FYP dan mendapatkan like organik.
Baca juga: Trend Ide Konten Video di 2025 Dijamin FYP
2. Fokus pada Cerita dan Emosi
Konten yang memiliki cerita kuat atau mengandung emosi seperti lucu, menyentuh, atau inspiratif, cenderung lebih disukai. Orang tidak hanya menonton, tetapi juga merasa terhubung dengan pesan yang disampaikan. Hal inilah yang sering menjadi kunci sukses di balik viralnya berbagai video kreator terkenal.
3. Gunakan Caption dan Hashtag yang Relevan
Caption dan hashtag bukan sekadar pelengkap. Keduanya membantu algoritma memahami konteks video Anda. Gunakan hashtag spesifik yang sesuai dengan niche, bukan hanya hashtag populer yang tidak relevan.
4. Konsisten dan Bangun Interaksi Nyata
Balas komentar, buat sesi live, atau libatkan audiens melalui konten interaktif seperti Q&A. Konsistensi dan interaksi dua arah dapat meningkatkan kepercayaan serta membuat audiens lebih loyal terhadap konten Anda.
5. Analisis Insight Secara Berkala
TikTok menyediakan data analitik yang sangat berguna untuk melihat performa konten. Dari situ, Anda bisa mengetahui jenis video apa yang paling banyak disukai, kapan waktu terbaik untuk posting, hingga strategi apa yang bisa dioptimalkan ke depannya.
Suntik like TikTok memang tampak menggiurkan karena hasilnya cepat terlihat, namun langkah ini bukan solusi jangka panjang untuk membangun personal branding atau reputasi profesional. Kunci sukses di TikTok terletak pada konsistensi, kreativitas, dan keaslian konten. Dengan membangun audiens yang nyata dan memahami algoritma secara alami, Anda akan memperoleh engagement yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Nah, bagi Anda yang ingin mengetahui nilai engagement, performa akun, dan rate card influencer atau KOL di berbagai platform, kini bisa langsung melakukannya di KOL.ID. Di sana, Anda dapat membuat rate card profesional untuk Instagram, TikTok, maupun YouTube, lengkap dengan insight performa akun Anda. Yuk, buat rate card Anda sekarang di KOL.ID!