Dalam memahami sejarah dan perubahan zaman, kita sering kali menemui istilah Zeitgeist. Kata ini kerap digunakan dalam kajian filsafat, sejarah, budaya populer, hingga kritik sosial. Tapi apa sebenarnya arti Zeitgeist? Mengapa istilah ini penting dalam memahami dinamika suatu era?

Apa itu Zeitgeist? 

Zeitgeist adalah istilah yang merujuk pada semangat, budaya, dan nilai-nilai yang mencerminkan karakter dari suatu zaman tertentu. Dalam konteks ini, Zeitgeist bukan hanya mencerminkan opini populer, tetapi sebuah pola praktik yang melintasi berbagai bidang kehidupan sosial dan kelompok masyarakat. 

Secara harfiah, Zeitgeist ini berasal dari bahasa Jerman, yang berarti “Roh Zaman”. Konsep ini mencerminkan pola pikir dominan yang mempengaruhi masyarakat pada suatu era. Dengan memahami Zeitgeist, kita dapat mengidentifikasi bagaimana suatu generasi berpikir, merasa, dan bertindak terhadap isu-isu di zamannya.

Asal Usul dan Perkembangan Istilah Zeitgeist 

Istilah Zeitgeist mulai populer berkat teolog Jerman yang bernama Johann Gottfried Herder dan Johann Wolfgang von Goethe pada akhir abad ke-18. Namun, yang paling berperan dalam memperkenalkan konsep ini dalam diskursus filsafat modern adalah Georg Wilhelm Friedrich Hegel, seorang filsuf barat asal Jerman. 

Hegel menggunakan istilah “Zeitgeist” dalam kerangka idealisme Jerman. Menurut Hegel, setiap periode sejarah memiliki Zeitgeist, yaitu ‘spirit of the time’ atau semangat zaman tertentu, yang mempengaruhi budaya, politik, dan intelektual manusia. 

Dengan kata lain, Hegel percaya bahwa setiap zaman memiliki “jiwa” atau semangat kolektif yang membentuk cara berpikir, bertindak, dan menciptakan berbagai karya budaya. Zeitgeist inilah yang membuat suatu era berbeda dari era lainnya, karena ia menyatukan berbagai bidang kehidupan dalam satu corak yang khas.

Contoh Kasus Zeitgeist Dalam Sejarah

Setelah mengetahui pengertian dari Zeitgeist, pastinya kita bertanya-tanya, contohnya Zeitgeist seperti apa? agar lebih mengerti apa yang dimaksud Zeitgeist, Nah, di sini KOL.ID akan menjelaskan beberapa contoh kasus Zeitgeist agar lebih mudah dipahami: 

1. Zaman Baroque  

Dikutip dari penelitian yang diterbitkan di sciencedirect.com, pada abad ke-17 hingga awal abad ke-18, Eropa memasuki era yang dikenal sebagai Zaman Baroque. Di masa ini, masyarakat menunjukkan ketertarikan yang kuat terhadap kemewahan, kemegahan, dan simbolisme kematian. Bangunan-bangunan gereja dan istana dipenuhi dengan ornamen rumit dan dekorasi dramatis.

Meskipun kesan luarnya megah, semangat zaman ini justru lahir dari kegelisahan mendalam, di mana masyarakat hidup di bawah tekanan kekuasaan absolut raja, wabah penyakit, dan perang yang berkepanjangan. Inilah zeitgeist Baroque, sebuah semangat zaman yang kontradiktif antara kekuasaan dan ketakutan, kemewahan dan kefanaan, serta ekspresi religius dan krisis eksistensial.

2. Fenomena “1968” 

Penelitian karya Monika Krause (2019) menjelaskan bahwa di berbagai negara Eropa Barat terjadi perubahan besar masyarakat dari cara berpikir dan bertindak dalam merespon kondisi sosial-politik saat ini. Peristiwa ini dikenal sebagai “the phenomenon of “1968” atau orang Amerika menyebutnya sebagai “the sixties”. 

Fenomena 1968 adalah semangat zaman yang mencerminkan pergeseran nilai-nilai ke arah yang lebih liberal. Musik rock, gaya hidup hippie, feminisme gelombang kedua, hingga gerakan hak sipil saling bersinggungan membentuk praktik hidup baru yang lebih bebas, ekspresif, dan menolak rezim otoriter di Eropa. Fenomena ini adalah contoh Zeitgeist yang menyatukan berbagai ekspresi sosial dan budaya dalam pola yang khas dan dapat dikenali. 

3. Awal 2000-an 

Zeitgeist awal 2000-an adalah optimisme global. Internet berkembang pesat, dan banyak orang percaya bahwa teknologi adalah kunci masa depan. Di masa ini, media sosial mulai muncul, menyatukan orang dari berbagai negara dalam satu ruang virtual. 

Zeitgeist 2000-an membawa semangat dan nilai tentang dunia tanpa batas, di mana anak muda mulai menunjukkan ketertarikan pada dunia digital. Budaya pop pun dipenuhi dengan gambaran “kecanggihan”, dari iklan ponsel pintar hingga film fiksi ilmiah yang menggambarkan dunia serba otomatis.

Mengapa Zeitgeist Penting dalam Analisis Sosial?

Konsep zeitgeist membantu kita melihat bahwa pola-pola budaya tidak hanya berlangsung dalam satu wilayah atau kelompok tertentu. Zeitgeist menjelaskan mengapa ide, gaya hidup, atau keyakinan bisa mendominasi secara global pada masa-masa tertentu.

Dalam dunia yang semakin kompleks, zeitgeist menjadi alat sosial untuk memahami bagaimana ide, nilai, dan praktik sosial bisa mendominasi sebuah periode sejarah dan melintasi batas negara dan kelompok sosial. 

Dengan mengetahui zeitgeist, kita dapat lebih memahami bagaimana masyarakat berubah, mengapa pola tertentu menjadi dominan, dan memperkaya pemahaman kita terhadap dinamika sosial-budaya di berbagai zaman. 

Di era digital saat ini, zeitgeist bisa dikenali lewat dominasi teknologi, budaya instan, dan peran besar media sosial. Tren marketing tak lagi bergantung pada iklan konvensional, tetapi pada pengaruh para Key Opinion Leader (KOL) yang menjadi wajah dari kepercayaan digital.

Nah, untuk memahami lebih lanjut bagaimana para KOL membentuk dan memengaruhi pasar digital saat ini, Anda bisa cek rate card di KOL.ID. Melalui data tersebut, Anda akan melihat siapa saja KOL yang relevan dengan niche bisnis Anda. Anda bisa mengetahui rate card mulai dari influencer pendidikan hingga influencer mental health di berbagai media sosialnya, baik Instagram, TikTok, ataupun YouTube. Segera kunjungi website KOL.ID untuk informasi lebih lanjut.