Sudah menjadi rahasia umum, bahwa saat ini cara berbelanja telah mengalami perubahan ke platform digital. Sejalan dengan hal tersebut, perilaku konsumen juga cenderung berubah. Tak hanya berfokus kepada kualitas produk dan harga yang ditawarkan, sekarang konsumen juga mulai berfokus kepada experience dan kedekatan emosional yang ditawarkan oleh brand.
Dalam rangka menyikapi perubahan ini, banyak brand yang akhirnya menggunakan strategi baru untuk meningkatkan kedekatan emosional dengan konsumen. Strategi tersebut dikenal dengan nama community driven marketing.
Apa itu Community Driven Marketing?
Untuk memahami community driven marketing, simak analogi berikut ini:
Bayangkan ada sebuah brand kopi lokal yang awalnya hanya dikenal di kalangan kecil. Alih-alih memasang iklan tentang rasa kopinya, brand ini justru membentuk komunitas pecinta kopi.
Komunitas ini rutin mengadakan acara diskusi santai, berbagi cerita soal pengalaman ngopi, bahkan membuka forum di media sosial untuk bertukar resep kopi favorit. Dari sini, konsumen tidak lagi sekadar membeli kopi. Lebih dari itu, konsumen merasa menjadi bagian dari sebuah komunitas dengan passion yang sama.
Nah, inilah inti dari community driven marketing, membangun ikatan emosional yang kuat antara brand dan konsumen lewat komunitas yang hidup dan aktif. Melalui strategi ini konsumen akan merasa dihargai, dilibatkan, dan akhirnya secara sukarela membantu brand berkembang lewat rekomendasi dan loyalitas.
4 Alasan Mengapa Brand Harus Menerapkan Community Driven Marketing
Masih ragu untuk menerapkan strategi community driven marketing? Coba simak 4 alasan berikut beserta data-data pendukung yang ada di dalamnya:
1. Konsumen Lebih Suka Brand yang "Manusiawi"
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, saat ini konsumen lebih memilih brand yang mampu menunjukkan empati dan nilai-nilai sosial yang sesuai dengan kebanyakan konsumen, jadi content strategy brand harus dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Pernyataan ini didukung juga dengan data dari Edelman Trust Barometer 2023 yang menunjukkan sebanyak 71% konsumen lebih menyukai brand yang menunjukkan kepedulian terhadap isu sosial dan memberikan rasa empati.
2. Membangun Loyalitas dan Dukungan Jangka Panjang
Salah satu manfaat utama dari community driven marketing adalah kemampuannya untuk menciptakan pelanggan yang setia. Ketika konsumen merasa terhubung secara emosional dengan sebuah brand, mereka cenderung merekomendasikan brand tersebut ke orang lain.
Melansir dari Nielsen, 92% konsumen lebih mempercayai rekomendasi dari orang yang mereka kenal dibandingkan dengan iklan berbayar. Jadi, jika brand bisa membangun hubungan yang kuat dengan konsumen, maka brand akan mendapatkan dukungan alami tanpa harus mengeluarkan biaya iklan.
3. Lebih Hemat Biaya Dibanding Paid Ads Jangka Panjang
Meskipun membutuhkan waktu dan konsistensi, membangun komunitas yang aktif cenderung lebih hemat biaya dibandingkan iklan berbayar. Word of Mouth Marketing Association (WOMMA) menyebutkan bahwa biaya akuisisi pelanggan melalui rekomendasi komunitas bisa 50% lebih murah dibandingkan iklan berbayar.
4. Membantu Membentuk Citra Positif dan Organik di Media Sosial
Community driven marketing juga berperan besar dalam membentuk citra brand yang positif dan autentik di media sosial. Konsumen lebih mempercayai cerita dari anggota komunitas yang nyata daripada iklan komersial yang terkesan dipaksakan.
Community Driven Marketing Terbukti Meningkatkan Penjualan
Community driven marketing bukanlah omong kosong belaka. Sudah banyak brand kelas dunia yang membuktikan efektivitas strategi marketing yang satu ini. Berikut beberapa brand yang sudah merasakan sendiri manfaat community driven marketing:

1. Patagonia
Patagonia, sebuah brand outdoor terkenal berhasil membangun komunitas pelanggan yang punya nilai dan minat sama, khususnya soal lingkungan dan sosial. Melalui pendekatan ini, Patagonia berhasil meningkatkan pendapatan sekitar 20% setiap tahun. Perlu digaris bawahi Patagonia jarang menggunakan iklan besar-besaran.
2. GoPro
GoPro sukses membangun komunitas pengguna yang aktif. Para pengguna rutin membagikan foto dan video hasil rekaman, sambil saling berbagi tips. Aktivitas community engagement ini membuat nama GoPro semakin dikenal luas secara organik. Bahkan, lebih dari 30% penjualan GoPro datang dari rekomendasi komunitas pengguna mereka di media sosial, tanpa harus mengandalkan iklan mahal.
3. Glossier
Glossier adalah contoh brand kecantikan yang tumbuh dari kekuatan komunitas online. Bermula dari sebuah blog kecantikan, Glossier terus membangun hubungan personal dengan pelanggan lewat media sosial dan sukses menghasilkan lebih dari $100 juta dalam 3 tahun. Semua itu dicapai berkat keterlibatan pelanggan yang aktif, tanpa harus menghabiskan banyak uang untuk iklan seperti paid promote maupun paid media.
4. Nike
Nike membangun komunitas olahraga lewat aplikasi seperti Nike Training Club dan Nike Run Club. Lewat aplikasi ini, pengguna bisa saling berbagi pencapaian dan mendapatkan motivasi. Pendekatan berbasis komunitas ini membuat penjualan Nike dari e-commerce dan aplikasi naik tajam, tercatat penjualan meningkat 30% pada tahun 2020.
Tertarik Menerapkan Community Driven Marketing? Simak Dulu Tipsnya!
Community driven marketing bisa menjadi cara yang efektif untuk membangun hubungan kuat antara brand dan konsumen. Namun, supaya berhasil brand perlu tahu cara memulainya dengan tepat. Berikut telah KOL.ID rangkum 5 tips yang bisa membantu:
1. Kenali Target Komunitas
Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah mencari psychographics atau memahami target komunitas. Cari tahu apa minat, gaya hidup, masalah yang dihadapi, hingga nilai-nilai yang dipegang. Pemahaman yang tepat terhadap target komunitas, akan membuat brand semakin mudah untuk menciptakan komunikasi yang terasa personal dan bermakna.
2. Bangun Tempat Berkumpul
Komunitas yang sudah dibangun juga butuh ruang untuk berkembang. Tanpa tempat berkumpul, anggota komunitas akan sulit berinteraksi. Brand bisa membuat grup di media sosial, forum khusus, aplikasi, atau mengadakan acara offline misalnya gathering atau workshop. Seperti yang dilakukan oleh brand kecantikan ternama di Indonesia, Wardah.
@teh.apen_ ~ ?????? ????????? ????????? ? ~ Siapa sih yang ngga seneng kalo ikut di event nya wardah? Wardah kalo bikin event suka egal-ugalan yaa ? Acara kali ini seruu bangett, Karna ada banyak banget kegiatannya ? Next event apalagi yaa? ? @wardah.tulungagung @Wardah Beauty Official x @look beauty ? @heavengragalantulungagung #wardah #wardahbeauty #wardahkediri #wardahbeautykediri #lookbeautyus #lookbeauty #lookbeautykediri #heaven #heavengragalan #heaventulungagung #ramadan #wardahcommunity #wardahcommunitygathering ♬ suara asli - apin
3. Libatkan Komunitas dalam Proses
Supaya komunitas merasa benar-benar terhubung, libatkan mereka dalam pengembangan brand. Ajak anggota komunitas untuk memberikan ide campaign atau mencoba produk sebelum rilis resmi. Cara ini akan membuat konsumen merasa punya peran penting, bukan hanya sekadar pembeli.
Menerapkan community driven marketing bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan bagi brand yang ingin tumbuh secara berkelanjutan. Community driven marketing bukan hanya strategi untuk menciptakan hubungan yang lebih manusiawi, tapi juga terbukti efektif dalam meningkatkan loyalitas pelanggan, mendorong penjualan, dan membangun citra positif secara organik.
Namun, membangun komunitas yang kuat untuk menerapkan community driven marketing tentu memerlukan pendekatan yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan bekerja sama dengan figur yang dipercaya oleh target audiens, seperti KOL.
Sebelum bekerja sama dengan KOL, pastikan untuk cek rate card mereka di KOL.ID. Cuma dengan satu platform, rate card KOL bisa diketahui dan bisa langsung disesuaikan dengan kebutuhan brand. Kunjungi website resmi KOL.ID untuk informasi lebih lanjut!