Buat Rate Card Tiktok Buat Rate Card Instagram Buat Rate Card Youtube
Buat MoU Otomatis Cek ER KOL Tiktok Cek ER KOL Instagram Cek ER KOL YouTube Download Video Tiktok Download Video Instagram Download Video Youtube Kamus KOL
Ranking KOL Tiktok Ranking KOL Instagram Ranking KOL Youtube Cek Rate Card KOL Tiktok Cek Rate Card KOL Instagram Cek Rate Card KOL Youtube Campaign Report KOL Management Extensions KOL.ID
Login Register
HOME › Glossary › Cancel Culture

Cancel Culture

Hero image of a city skyline at night

Pernahkah Anda melihat fenomena artis atau influencer yang memiliki berita buruk, lalu diboikot dan di black-list oleh berbagai brand yang bekerja sama dengannya? Fenomena ini dikenal sebagai cancel culture. 

Fenomena ini kerap terjadi sekarang ini dan mampu mengguncang reputasi hingga meruntuhkan karier seseorang hanya dalam hitungan hari. 

Lantas, apa sebenarnya cancel culture itu? Dan apa dampaknya bagi para Key Opinion Leaders (KOL)? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini! 

Apa Itu Cancel Culture?

Cancel culture adalah tindakan kolektif untuk menghentikan dukungan terhadap artis atau influencer yang dianggap melakukan kesalahan moral, baik itu dalam bentuk ucapan ataupun perilaku. Fenomena ini berpotensi mempengaruhi reputasi atau karier individu yang menjadi sasaran.

Proses cancel culture sering kali dimulai ketika individu atau kelompok merasa bahwa perilaku atau pendapat seseorang telah melanggar norma-norma sosial atau etika yang berlaku. Melalui media sosial, kritik tersebut disuarakan secara masif, dan dalam banyak kasus, bisa berujung pada pemboikotan atau penghentian hubungan dengan pihak yang terlibat.

Dampak Fenomena Cancel Culture Bagi KOL

Cancel culture dapat membawa dampak besar bagi KOL atau influencer yang menjadi sasarannya. Beberapa dampaknya antara lain:

1. Penurunan Reputasi yang Cepat

KOL memiliki basis followers yang besar, dan sebuah pernyataan atau tindakan kontroversial yang dianggap tidak sesuai dengan norma sosial atau etika dapat dengan cepat viral di media sosial.

Ketika ini terjadi, kritik yang datang bisa sangat masif dan langsung mempengaruhi citra KOL. Reputasi yang telah dibangun selama bertahun-tahun bisa runtuh dalam waktu singkat jika tidak ditangani dengan tepat.

2. Tantangan dalam Kolaborasi dengan Brand

Cancel culture dapat mempengaruhi hubungan KOL dengan berbagai brand dan mitra bisnis. Ketika sebuah kontroversi terjadi, banyak brand atau perusahaan yang memilih untuk menjauh atau mengakhiri kolaborasi dengan KOL yang terlibat.

Ini bisa mempengaruhi pendapatan mereka, serta kesempatan untuk bekerja dengan brand yang lebih besar di masa depan.

3. Meningkatkan Kewaspadaan dan Tanggung Jawab

Cancel culture mengharuskan KOL untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat atau tindakan mereka. Fenomena ini mendorong KOL untuk lebih sensitif terhadap berbagai isu sosial dan budaya yang dapat mempengaruhi audiens mereka.

Dengan kesadaran yang lebih tinggi, KOL dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk menghindari pernyataan atau tindakan yang kontroversial.

4. Menyerang Mental Health dan Psikologis 

Influencer atau KOL yang menjadi sasaran cancel culture tentunya akan berdampak pada tekanan mental, Serangan komentar negatif, ancaman, hingga boikot publik bisa menyebabkan stres, kecemasan, bahkan depresi.

Dalam beberapa kasus, KOL harus mengambil jeda panjang dari media sosial untuk memulihkan kondisi mental mereka. Tekanan ini menjadi pengingat bahwa di balik persona publik, KOL tetaplah manusia yang rentan terhadap dampak emosional.

Tips Mencegah Dampak Buruk Cancel Culture

Sebagai KOL, menjaga reputasi adalah hal yang sangat penting, dan salah satu cara terbaik untuk melindungi diri dari dampak buruk cancel culture adalah dengan lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan publik. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu KOL mencegah dampak buruk dari cancel culture:

1. Pahami Isu Sosial yang Sedang Berkembang

Menjaga kesadaran akan isu-isu sosial yang berkembang di masyarakat sangat penting. KOL perlu terus up-to-date terhadap topik-topik yang ramai diperbincangkan di media sosial.

Dengan memahami konteks sosial dan budaya yang ada, KOL dapat menghindari membuat pernyataan atau mengambil sikap yang dapat menyinggung kelompok tertentu.

2. Jaga Komunikasi dengan Audiens

Transparansi dan komunikasi yang terbuka sangat penting dalam membangun hubungan dengan audiens. Jika ada kesalahan atau kesalahpahaman, KOL perlu siap untuk memberikan penjelasan yang jelas dan jujur.

Tanggapan yang cepat dan terbuka dapat membantu mengurangi dampak negatif dari kritik yang muncul. Audiens cenderung menghargai sikap ketulusan dan respons cepat dari KOL yang bersangkutan.

3. Perhatikan Kerja Sama dengan Brand atau Mitra

Kerja sama dengan brand atau mitra juga harus dilakukan dengan hati-hati. KOL perlu memastikan bahwa perusahaan atau organisasi yang mereka dukung memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan prinsip mereka.

KOL yang terhubung dengan merek yang kontroversial atau tidak sensitif terhadap isu sosial berisiko menarik perhatian negatif dari pengikut mereka. Oleh karena itu, selektif dalam memilih mitra adalah salah satu langkah penting untuk melindungi reputasi.

4. Jaga Sikap Positif 

Dalam dunia yang penuh dengan kritik dan perdebatan, menjaga sikap positif sangat penting, baik di media sosial maupun di dunia nyata. Sebab publik figur menjadi sorotan audiens dimana pun berada. KOL yang memfokuskan diri pada isu-isu positif dan konstruktif cenderung lebih diterima oleh audiens.

Menyuarakan pendapat dengan cara yang bijaksana, serta mendukung gerakan-gerakan yang mempromosikan perubahan positif, bisa memperkuat citra diri KOL di mata publik. Dengan begitu, KOL akan lebih dihargai karena komitmennya terhadap nilai-nilai yang benar.

5. Menjaga Etika dan Tanggung Jawab Sosial

Menjadi figur publik yang dapat dipercaya berarti memiliki etika dan tanggung jawab sosial yang tinggi. KOL yang mengedepankan prinsip etis dalam setiap interaksi, baik dengan pengikut maupun dengan brand, akan lebih mudah menghindari potensi kontroversi.

KOL juga harus siap untuk mempertanggungjawabkan apa yang mereka katakan dan lakukan di ruang publik, terutama ketika melibatkan isu-isu sensitif.

Cancel culture berpotensi menimbulkan kerugian reputasi jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, KOL perlu selalu berhati-hati dalam berinteraksi dengan audiens mereka, menjaga hubungan yang baik dengan mitra, dan tetap mengutamakan nilai-nilai positif.

Bagi Anda seorang influencer atau KOL yang belum memiliki rate card, Anda bisa dengan mudah membuatnya di KOL.ID. Platform ini menyediakan tools untuk buat rate card di InstagramTikTok, atau YouTube yang dianalisis sesuai performa akun. Yuk, buat rate card di KOL.ID dan bangun personal branding positif di media sosial.