Buat Rate Card Tiktok Buat Rate Card Instagram Buat Rate Card Youtube
Buat MoU Otomatis Cek ER KOL Tiktok Cek ER KOL Instagram Cek ER KOL YouTube Download Video Tiktok Download Video Instagram Download Video Youtube Kamus KOL
Ranking KOL Tiktok Ranking KOL Instagram Ranking KOL Youtube Cek Rate Card KOL Tiktok Cek Rate Card KOL Instagram Cek Rate Card KOL Youtube Campaign Report KOL Management Extensions KOL.ID
Login Register
HOME › Social Media › Kenapa Kita Selalu Buka Komentar saat Nonton TikTok? Ini Fenomena Participatory Consumption

Kenapa Kita Selalu Buka Komentar saat Nonton TikTok? Ini Fenomena Participatory Consumption

Hero image of a city skyline at night

Pengguna TikTok pasti setuju, setiap kali scroll video, rasanya kurang lengkap kalau belum buka kolom komentar. Siapa yang relate? Yap, mayoritas pengguna TikTok memang merasa pengalaman menonton belum afdol tanpa intip komentar dari pengguna lain.

Berdasarkan data dari Nielsen Study, 77% pengguna TikTok secara global membaca komentar di setiap postingan dan video  TikTok. Ini semakin menegaskan bahwa komentar bukan hanya pelengkap, tapi bagian dari pengalaman menonton di TikTok. 

Aktivitas ini menunjukkan betapa besar partisipasi audiens dalam media sosial. Mereka tidak lagi sekedar menonton atau membaca, tetapi turut berperan dalam interaksi sosial yang terjadi di dalam platform tersebut. Apalagi konten yang diunggah oleh akun-akun terpopuler di Instagram, TikTok, atau YouTube, sering kali mendapat banyak komentar dari penggemar dan audiens lainnya. Anda bisa berkolaborasi dengan influencer terpopuler untuk meningkatkan strategi digital marketing brand Anda. 

Baca juga: 10 Digital Marketing Agency Jakarta Terbaik, Local & Global Agency

Nah, kenapa kita selalu membuka komentar saat menonton TikTok? Fenomena  ini dapat dijelaskan melalui konsep participatory consumption. Apa sih participatory consumption? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!     

Apa itu Participatory Consumption? 

Participatory Consumption adalah konsep yang menggambarkan kondisi ketika pengguna tidak hanya mengkonsumsi suatu produk atau konten, tapi juga berpartisipasi aktif di dalamnya. Dalam konteks media sosial, ini mengartikan bahwa pengguna TikTok bukan cuma penonton pasif, tapi juga terlibat langsung dalam berinteraksi seperti memberi komentar di konten tersebut. 

Research dari Chee Wei Phang yang berjudul "The influence of user interaction and participation in social media on the consumption intention of niche products", mengungkapkan bahwa pola interaksi sosial yang melibatkan banyak pihak dapat mendorong partisipasi pengguna. Semakin banyak orang merasa dilibatkan dalam percakapan, maka partisipasi pun meningkat secara alami.

Jadi, semakin banyak audiens yang komentar di TikTok, maka akan mendorong keterlibatan audiens lainnya untuk ikut berkomentar. 

Ketika satu komentar muncul, komentar lainnya pun ikut berdatangan, baik sebagai respons, diskusi, atau bahkan hanya untuk ikut meramaikan. Percakapan ini membuat konten terlihat lebih hidup dan relevan, sehingga mendorong pengguna lain untuk ikut bergabung dalam diskusi, meskipun awalnya mereka hanya berniat menonton.

Nah, lantas apa saja alasan-alasan pengguna untuk ikut berkomentar di TikTok? 

Alasan Kenapa Membuka Komentar Saat Nonton TikTok

Berikut beberapa alasan kenapa kita sebagai pengguna TikTok selalu membuka komentar saat nonton TikTok: 

1. Pencarian Jokes dan Hiburan 

Salah satu daya tarik utama TikTok adalah kemampuannya untuk menghibur. Namun, hiburan tidak hanya datang dari video itu sendiri, tetapi juga dari komentar yang muncul di video tersebut. Banyak komentar di TikTok yang lucu, kreatif, atau sarkastik, dan ini menjadi hiburan tambahan yang tak kalah menarik dari video itu sendiri. 

Baca juga: Kenapa Konten Joget Selalu FYP daripada Konten Edukatif? Ini Jawabannya!

Fenomena ini menggambarkan bagaimana participatory consumption mendorong audiens untuk terlibat dalam penciptaan hiburan sosial bersama. Bahkan, komentar-komentar lucu tersebut sering kali dijadikan konten video oleh content creator lainnya, yang menunjukkan betapa besar pengaruh kontribusi komentar dalam memperkaya pengalaman menonton TikTok. Anda bisa cek contoh videonya di bawah ini 

@hasbeeww salah 1 huruf aja bisa jd masalah loh yaa temeyn temeyn, tp kalau permasalahan rambut berantakan lo serahin aja ke gatsby fiber clay?? #StyleUpYourLife ♬ original sound - Hasbew?

2. Komentar sebagai Bentuk Co-Creation Konten 

Pada dasarnya, TikTok mendorong partisipasi aktif dari audiensnya, dan kolom komentar menjadi salah satu ruang untuk berkontribusi. Ketika pengguna membuka kolom komentar, mereka juga berpartisipasi dalam pembentukan makna konten. 

Setiap komentar, baik itu klarifikasi, humor, atau diskusi, memperkaya pengalaman menonton video tersebut. Interaksi ini menunjukkan bahwa konten di TikTok adalah hasil dari proses co-creation, di mana pembuat konten dan audiensnya berkolaborasi dalam menciptakan pengalaman yang lebih mendalam.

3. Validasi Sosial 

Salah satu alasan mengapa pengguna TikTok membuka kolom komentar adalah untuk mencari konfirmasi sosial. Ketika seseorang menonton video, mereka mungkin memiliki reaksi atau opini tertentu terhadap konten tersebut. 

Membuka komentar memungkinkan mereka untuk melihat apakah opini mereka sejalan dengan orang lain. Jika banyak komentar yang mendukung pandangan mereka, ini memberi mereka rasa pengakuan dan validasi sosial. 

Di sinilah peran social proof menjadi sangat kuat. Ketika seseorang melihat banyak komentar positif atau komentar yang setuju dengan reaksi mereka, maka persepsi terhadap konten (atau brand) menjadi lebih positif dan dipercaya. Hal ini juga diperkuat dengan data dari Famups (2024), yang mengungkapkan bahwa 68% pengguna lebih mempercayai brand yang kontennya memiliki komentar aktif atau banyak interaksi secara sosial.

Baca Juga: Cara Bangun Social Proof Lewat KOL agar Brand Lebih Dipercaya Konsumen, Ini Tipsnya!

4. Keterlibatan dalam Komunitas dan Sense of Belonging

Kolom komentar di TikTok bukan sekedar tempat untuk berkomunikasi, tapi menjadi ruang di mana audiens merasa terhubung dengan orang lain yang punya minat, selera humor, atau pandangan yang sama. 

Melalui participatory consumption, pengguna merasa menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar. Dengan ikut berdiskusi di komentar, tanpa disadari mereka membentuk komunitas dan merasa memiliki tempat di dalam komunitas tersebut.

Hal ini juga diperkuat dari riset dari Nielsen (2021) yang mengungkapkan bahwa 59% pengguna TikTok merasa memiliki sense of community (rasa menjadi bagian dari komunitas) saat menggunakan TikTok. Rasa kebersamaan ini membuat TikTok menjadi ruang sosial tempat pengguna merasa diterima, didengar, dan menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar.

Fenomena pengguna TikTok yang selalu membuka kolom komentar saat menonton video mencerminkan participatory consumption yang semakin berkembang. Pengguna TikTok tidak hanya mengkonsumsi konten secara pasif, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam proses penciptaan makna, diskusi, dan hiburan. Kolom komentar menjadi ruang interaktif di mana audiens berkontribusi dalam memperkaya pengalaman sosial dan digital yang terbentuk di sekitar konten.

Melihat fenomena ini, penting bagi content creator atau brand untuk memahami bagaimana cara mendorong interaksi dengan audiens. Anda bisa menjawab komentar-komentar dengan jokes yang lucu sehingga memicu interaksi lebih banyak di TikTok. 

Jika Anda content creator atau influencer yang memiliki banyak komentar, views, dan like, Anda bisa buat rate card di KOL.ID. Platform ini menyediakan tools untuk buat rate card di Instagram, TikTok atau YouTube dengan mudah dan praktis. Segera buat rate card di KOL.ID