Live streaming di TikTok terus berkembang menjadi salah satu kanal dalam aktivitas penjualan berbasis konten. Perubahan perilaku audiens yang semakin terbiasa berinteraksi secara real time membuat live streaming tidak lagi sekadar fitur tambahan, melainkan bagian penting dari strategi distribusi produk.
Berdasarkan data di atas, Indonesia menempati posisi tertinggi di Asia Tenggara dalam kontribusi penjualan TikTok Shop. Indonesia juga menunjukkan tingkat keterlibatan live streaming yang tinggi, sejajar dengan Thailand, didukung oleh dominasi penggunaan perangkat mobile, penetrasi media sosial yang luas, serta karakteristik produk dengan harga relatif terjangkau. Dengan kombinasi skala pasar dan engagement yang kuat tersebut, optimalisasi TikTok Shop Live menjadi pendekatan strategis dalam menghadapi persaingan social commerce yang semakin kompetitif di Indonesia.
Namun, efektivitas live streaming tidak hanya ditentukan oleh kualitas konten dan produk yang ditampilkan, tetapi juga oleh waktu pelaksanaannya. Pemilihan waktu live streaming yang tepat berpengaruh besar terhadap jumlah penonton, interaksi, hingga potensi transaksi.
TikTok melalui TikTok for Business telah merilis rekomendasi jadwal live streaming yang dapat dijadikan acuan awal, khususnya bagi seller yang baru akan memulai sesi live. Rekomendasi berikut ini disusun berdasarkan pola aktivitas audiens dan kebiasaan konsumsi konten di platform tersebut.
Waktu Terbaik Live Streaming bagi Seller yang Baru Memulai
Bagi seller yang baru akan memulai live streaming, tantangannya bukan hanya soal penjualan, tetapi juga membangun ritme, memahami respons audiens, dan memberikan sinyal awal kepada sistem TikTok. Oleh karena itu, jadwal live yang disarankan cenderung berada pada jam-jam dengan lalu lintas audiens yang stabil.
1. Hari Kerja
Pada hari kerja, TikTok merekomendasikan dua rentang waktu terbaik untuk live streaming, yaitu siang dan malam. Live streaming pada pukul 10.00 hingga 13.00 dinilai efektif karena bertepatan dengan waktu istirahat dan jeda aktivitas.
Pada jam tersebut, audiens cenderung mengakses TikTok secara santai untuk mencari hiburan ringan maupun informasi singkat. Bagi seller pemula, sesi live di siang hari dapat dimanfaatkan untuk mengedukasi audiens mengenai produk dan membangun interaksi awal.
Sementara itu, sesi malam hari pada pukul 18.00 hingga 22.00 menawarkan potensi interaksi yang lebih besar. Audiens sudah memiliki waktu luang yang lebih panjang. Pada jam ini, tingkat keterlibatan audiens cenderung meningkat, sehingga cocok untuk demo produk, diskusi singkat, dan penawaran terbatas.
Baca juga: Memahami Lebih Dalam Soal Target Audience
2. Akhir Pekan
Akhir pekan memberikan durasi live yang lebih panjang karena pola aktivitas audiens yang lebih fleksibel. Untuk sesi siang, waktu yang direkomendasikan adalah pukul 10.00 hingga 14.00. Rentang waktu ini memungkinkan seller menjangkau audiens yang sedang bersantai atau menghabiskan waktu luang di rumah. Konten live pada akhir pekan siang hari sebaiknya disajikan dengan tempo yang lebih santai dan informatif.
Pada malam hari, TikTok merekomendasikan live streaming pada pukul 17.00 hingga 23.00. Jam ini dikenal sebagai periode dengan lonjakan trafik yang signifikan. Audiens cenderung bertahan lebih lama di sesi live, sehingga membuka peluang interaksi yang lebih intens. Bagi seller yang baru memulai, durasi live tetap perlu disesuaikan dengan kesiapan tim dan stamina host agar kualitas tetap terjaga.
3. Hari Besar
Pada hari besar, seperti momen libur nasional atau perayaan tertentu, TikTok merekomendasikan rentang live yang sangat luas, yaitu pukul 08.00 hingga 24.00. Aktivitas audiens yang meningkat sepanjang hari membuat peluang penonton tersebar di berbagai jam. Meski demikian, bagi seller pemula, tidak disarankan untuk langsung memanfaatkan seluruh rentang waktu tersebut. Pemilihan jam tertentu yang paling sesuai dengan kapasitas operasional tetap menjadi pertimbangan.
Baca juga: KOL.ID Report: Kapan Jam FYP TikTok di Tahun 2025? Cek Data Terbarunya di sini!
Strategi Live Streaming untuk Seller yang Sudah Berpengalaman
Berbeda dengan seller pemula, seller yang sudah rutin melakukan live streaming menghadapi tingkat persaingan yang jauh lebih ketat. Banyak brand besar dan penjual berpengalaman yang bersaing pada jam-jam tertentu, sehingga eksposur tidak lagi cukup hanya mengandalkan waktu tersebut saja.
Oleh karena itu, seller yang sudah berpengalaman sangat disarankan untuk melakukan live streaming secara intensif hingga 24 jam dalam sehari dengan sistem pergantian host dan jadwal yang terstruktur. Strategi ini memungkinkan brand tetap hadir di berbagai waktu, menjangkau audiens dengan kebiasaan berbeda, sekaligus mempertahankan visibilitas di tengah persaingan yang semakin padat. Pendekatan ini umumnya diterapkan oleh seller dengan kesiapan sumber daya yang matang, baik dari sisi tim, stok produk, maupun sistem operasional.
Untuk memaksimalkan performa live streaming dan menjangkau audiens yang lebih relevan, kolaborasi dengan KOL.ID yang memiliki layanan Live Commerce dapat membantu brand dan seller menyusun strategi live streaming secara lebih terarah dan berbasis data.
Melalui KOL.ID, brand dan seller juga dapat melihat ranking KOL di berbagai platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube, sehingga proses pemilihan kreator dapat dilakukan secara lebih objektif, terukur, dan sesuai dengan target audiens.
Selain itu, KOL juga dapat membuat dan menampilkan rate card secara transparan melalui KOL.ID, sehingga proses kerja sama menjadi lebih efisien, jelas, dan profesional bagi kedua belah pihak. Melalui dukungan platform KOL.ID, potensi live streaming dapat dimaksimalkan secara berkelanjutan.
