Underconsumption Core

Kita sudah sering sekali melihat konten di dunia digital yang menekankan tren konsumtif, seperti “unboxing”, “review product”, hingga “‘TikTok made me buy it” yang mengundang kita untuk membeli produk. Nah, kini muncul tren berlawanan yang sedang viral di TikTok yaitu underconsumption Core.
Gaya hidup ini menjadi jawaban dari generasi muda yang merasa tertekan dengan gaya hidup berlebihan di media sosial yang mendorong pembelian impulsif. Nah, apa itu underconsumption Core dan kenapa bisa viral di TikTok? Simak penjelasannya dalam artikel di bawah ini!
Apa itu Underconsumption Core?
Underconsumption Core adalah tren gaya hidup yang mengajak kita untuk tidak membeli barang secara berlebihan dan lebih bijak dalam menggunakannya. Tren ini bukan hanya soal mengurangi belanja, tetapi juga tentang memilih barang yang benar-benar dibutuhkan, menggunakan barang yang masih bagus untuk dipakai, dan tidak mudah terpengaruh tren atau iklan.
Gaya hidup ini menolak dorongan untuk terus membeli barang baru demi mengikuti tren. Penganut underconsumption core lebih memilih menggunakan barang yang sudah ada, membeli seperlunya, dan tidak malu mengulang pakaian, makanan, atau rutinitas sederhana.
Kenapa Underconsumption Core Menjadi Trend di TikTok?
Tren underconsumption core menjadi viral di TikTok karena ini bentuk respons dari banyaknya orang yang mulai jenuh dengan budaya konsumtif yang terus didorong oleh media sosial. Dengan banyaknya konten haul, review produk, hingga promo diskon, banyak pengguna media sosial yang merasa lelah dan mulai mempertanyakan “Apakah semua ini benar-benar dibutuhkan?”
Nah, dari situlah muncul tren underconsumption core yang mengajak orang untuk tidak membeli atau memakai barang secara berlebihan. Munculnya tren ini juga tidak bisa dilepaskan dari fenomena deinfluencing, di mana banyak influencer yang membagikan konten kepada audiens untuk tidak membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan.
Ciri-ciri Gaya Hidup Underconsumption Core
Tren underconsumption core ini menekankan kesadaran dalam memilih, menggunakan, dan mempertahankan barang yang dimiliki. Berikut adalah ciri-ciri mendalam dari underconsumption core:
1. Tidak Membeli Barang Hanya Karena Tren atau FOMO
Orang yang menjalani underconsumption core lebih mementingkan fungsi daripada sekedar tren atau FOMO. Barang yang dibeli atau dipakai harus benar-benar berguna, tidak hanya menarik secara visual. Misalnya, memakai tas lama karena masih kuat dan fungsional, meskipun tidak kekinian.
2. Tidak Belanja Berlebihan
Underconsumption core sangat menekankan pentingnya belanja dengan sadar (conscious spending). Artinya, tidak mudah terpengaruh tren fashion terbaru dan membiasakan seseorang untuk berpikir dua kali sebelum checkout, untuk memastikan bahwa barang itu memang dibutuhkan.
3. Menghindari Impulsive Buying di e-commerce
Banyak orang tergoda dengan “flash sale” atau gratis ongkir tanpa minimal belanja di e-commerce. Namun, penganut gaya hidup underconsumption core lebih tahan terhadap godaan digital ini.
Mereka tidak asal menaruh barang di keranjang hanya karena tergoda visual produk atau strategi marketing aplikasi belanja. Mereka berusaha untuk menghindari belanja yang tidak direncanakan dan tidak dibutuhkan.
4. Tidak Takut Memakai Barang yang Sama
Kini, banyak sekali orang yang “gonta-ganti” baju, tas, atau barang lainnya demi tampilan di media sosial. Nah, orang yang menganut underconsumption core justru mereka tidak masalah dengan memakai baju yang sama ke berbagai acara, atau memakai sepatu yang sama tiap hari. Bagi mereka, fungsi yang paling penting. Hal ini juga menjadi bentuk penolakan terhadap tekanan sosial yang mengharuskan penampilan selalu “baru”.
5. Menolak Standar Konsumsi yang Tren di Media Sosial
Banyak standar konsumsi modern yang dibentuk oleh media sosial, seperti harus punya skincare mahal untuk merawat diri, atau harus belanja baju branded untuk terlihat fashionable. Nah, underconsumption melawan standarisasi media sosial seperti ini. Mereka percaya bahwa hidup tidak harus mengikuti standar konsumsi digital dan memiliki barang sesuai kebutuhan.
Untuk lebih jelas mengenai ciri-ciri underconsumption core, Anda bisa melihat penjelasan dari influencer yang mengusung deinfluencing, di bawah ini:
@itscasriani STOP normalising these toxic behaviors #fomo #overconsumption #fastfashion #influencer #luxuryshopping ♬ original sound - Conscious Fashion ?
Manfaat Underconsumption Core
Gaya hidup underconsumption tentu memiliki banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari, baik secara finansial hingga kesehatan mental. berikut beberapa manfaat menerapkan gaya hidup underconsumption:
1. Menghemat Pengeluaran
Underconsumption membuat kita tidak membeli barang secara berlebihan dan hanya membeli apa yang benar-benar diperlukan. Kita bisa lebih mengontrol pengeluarannya. Ini berarti uang bisa dialokasikan untuk kebutuhan penting lain seperti tabungan, investasi, atau pengalaman berharga seperti traveling dan edukasi.
2. Meningkatkan Kesadaran Diri
Terjebak dalam budaya konsumtif sering kali membuat seseorang merasa cemas, stres, atau tidak puas karena selalu merasa kurang. Underconsumption core mengajarkan kita untuk lebih menerima dan mensyukuri apa yang sudah dimiliki. Hal ini bisa meningkatkan rasa puas dan kebahagiaan.
3. Mengurangi Tekanan Sosial
Underconsumption membantu kita mengurangi tekanan sosial untuk selalu tampil mengikuti tren. Gaya hidup ini mengajak kita fokus pada fungsi barang dan kebutuhan pribadi, bukan validasi orang lain. Dengan begitu, kita jadi lebih tenang, tidak gampang merasa iri atau kurang, dan tidak perlu membandingkan diri dengan standar konsumsi orang lain.
4. Membentuk Gaya Hidup yang Lebih Bermakna
Dengan menerapkan underconsumption core, seseorang akan lebih fokus pada kualitas daripada kuantitas. Barang-barang yang dimiliki dipilih dan dirawat dengan baik sehingga tahan lama, serta penggunaan barang tidak hanya sebatas mengikuti mode sesaat. Ini menciptakan gaya hidup yang lebih bermakna dan berkelanjutan.
5. Hidup Lebih Sederhana dan Bahagia
Gaya hidup underconsumption membuat hidup terasa lebih sederhana dan bermakna karena kita tidak lagi sibuk mengejar barang baru. Kita bisa menikmati waktu dan energi untuk hal-hal penting seperti hubungan, diri sendiri, atau hobi. Dengan mensyukuri apa yang sudah dimiliki, kebahagiaan pun lebih mudah dirasakan tanpa tekanan
Contoh Konten Underconsumption Core
Banyak influencer di TikTok yang membagikan tren Underconsumption core. Mulai dari video yang tidak memiliki banyak baju yang tren saat ini, memakai sandal yang sama selama bertahun-tahun, tidak membeli tumblr baru, dan lain sebagainya. Anda bisa cek videonya di bawah ini!
@cutebr4t IM TIRED OF “ YOU NEED THIS “
♬ original sound - speedz!
Underconsumption core lebih dari sekedar tren, ini adalah bentuk perlawanan terhadap budaya konsumtif dan ajakan untuk hidup lebih sadar, hemat, dan berkelanjutan. Tren ini viral di TikTok bukan karena glamor, tapi karena relevan dengan kenyataan hidup banyak orang saat ini.
Jika Anda influencer, KOL, atau content creator yang setuju dan mendukung gaya hidup underconsumption, Anda bisa mulai membuat konten yang mengedukasi dan menginspirasi audiens. Seperti tips anti impulsive buying, hingga mengikuti “no buy challenge”.
Dengan membagikan pengalaman nyata yang Anda lakukan, ini akan sangat membantu menyebarkan kesadaran akan hidup sederhana dan konsumtif yang lebih sehat. Jangan lupa untuk mempermudah kerja sama dengan brand dengan memiliki rate card profesional. Sekarang tidak perlu bingung lagi, karena Anda bisa buat dengan mudah di KOL.ID.
Platform ini memudahkan influencer, KOL, atau content creator untuk menemukan tarif terbaik sesuai dengan performa akun, sehingga kerja sama dengan brand dapat berjalan lancar. Anda bisa buat rate card di Instagram, TikTok, ataupun, YouTube dengan mudah dan simple. Segera buat rate card di KOL.ID dan buatlah konten yang menginspirasi bagi audiens!

share this article

Salsa - Manager KOL.ID
Hi, I'm Salsa! I focus on content marketing that brings brands together with KOLs to create authentic and engaging stories. By understanding trends and conducting research, I help brands and KOLs create impactful collaborations that resonate with their audience and deliver measurable results.
Post You’ve Might Like
Empower your brand's
growth journey with KOL.ID
Equip yourself with an all-inclusive suite of tools for initiating and expanding influencer marketing campaigns.
Try KOL.ID for Free