YouTube baru-baru ini memperkaya cara kita melihat audiens. Bukan hanya berapa banyak yang menonton, tapi siapa mereka berdasarkan pola menonton, apakah penonton baru, penonton lama atau penonton biasa.
Untuk creator atau YouTuber paling populer di Indonesia, pastinya sangat penting untuk memahami analisis viewer yang baru ini agar followers akun terus meningkat. Ini adalah sinyal penting untuk Anda membuat konten yang relevan dengan target audiens dan memperbesar peluang monetisasi.
Lantas, apa saja 3 jenis viewer baru di YouTube analytics? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
Kategori Viewers baru di YouTube Analytics
Pada tahun 2025 ini, YouTube baru saja update kategori jenis viewer yang menggantikan jenis “Returning Viewers”.
Dalam update terbaru, kategori tersebut dipecah menjadi dua subkategori baru, yaitu Casual Viewer dan Regular Viewers, sehingga kreator dapat melihat dengan lebih detail seberapa sering audiens mereka kembali menonton. Jadi, berikut beberapa kategori Viewer baru di YouTube Analytics:
New Viewer:
Orang yang menonton konten Anda untuk pertama kalinya dalam periode waktu yang dipilih.
Casual Viewer:
Orang yang menonton kontan Anda antara 1-5 bulan dalam 12 bulan terakhir. Biasanya datang karena topik tertentu yang menarik perhatian.
Reguler Viewer:
Penonton yang konsisten kembali menonton channel Anda selama 6 bulan atau lebih dalam 12 bulan terakhir.

Data apa yang Perlu Anda Perhatikan di YouTube Analytics
Setelah mengetahui segmentasi viewers di YouTube, langkah berikutnya adalah memahami data mana yang paling penting untuk dipantau agar strategi konten Anda tepat sasaran. Berikut beberapa data viewer yang penting untuk diperhatikan.
1. Bandingkan jumlah New Viewers dengan Penonton yang Sering Kembali
New Viewers adalah orang yang menonton video Anda untuk pertama kali, sedangkan penonton yang sering kembali adalah gabungan dari casual viewers (nonton sesekali) dan regular viewers (nonton rutin).
Perbandingan ini akan memberi gambaran apakah channel Anda lebih kuat di penemuan penonton baru atau mempertahankan audiens lama. Untuk channel tutorial atau tips singkat, banyak penonton baru biasanya menjadi tanda positif. Sebaliknya, untuk channel hiburan serial atau konten bersambung, mempertahankan penonton lama agar terus menonton adalah prioritas utama.
.jpg)
2. Perhatikan Dari Mana Viewers ini Datang
Sumber traffic viewers bisa dari Suggested (video rekomendasi YouTube), Search (hasil pencarian di YouTube), atau External (Berasal dari media sosial, situs dll), Direct or Unknown (buka langsung lewat notifikasi, bookmark, atau sumber yang tidak teridentifikasi).
_11zon.jpg)
Jika mayoritas datang dari Suggested, pastikan 10–15 detik awal video menarik dan mampu membuat penonton bertahan lebih lama. Jika banyak yang berasal dari Search, optimalkan judul, deskripsi, dan keyword agar video mudah ditemukan. Sementara itu, jika traffic berasal dari media sosial, buat cuplikan singkat atau clipper di media sosial yang memancing rasa penasaran agar mereka mau menonton versi penuhnya di YouTube.
Baca juga: Kenapa Konten Clipping Lebih Cepat Viral? Ini Alasan yang Bikin Penonton Stay & Share!
3. Durasi Tonton & Jumlah Subscribe
Analisis berapa lama penonton menonton video Anda (Watch Time) dan berapa banyak yang memutuskan untuk subscribe. Jika mereka menonton sebentar tapi langsung banyak yang subscribe, itu tanda konten Anda berhasil “mengajak bergabung” dengan cepat.
Namun, jika mereka cepat pergi dan jarang subscribe, berarti bagian awal video (hook) perlu diperbaiki, dan isi konten harus benar-benar sesuai dan relevan dengan judul dan thumbnail.
_(1)_11zon.jpg)
Baca juga: Preferensi Konten YouTube Gen Z, Millennial, dan Generasi X di Indonesia
Strategi untuk Mengkonversi New Viewers Jadi Audience Setia
Terdapat beberapa strategi yang bisa Anda terapkan agar new viewer bisa menjadi regular viewer yang terus menonton konten Anda, yaitu:
1. Hook yang Menjawab “WHY”
Menurut Influencer Marketing Hub, 15 detik pertama video YouTube harus menarik perhatian penonton. Detik pertama tersebut harus menjawab “kenapa mereka harus lanjut nonton” dan menunjukan apa manfaatnya. New viewers cenderung menilai cepat, kehilangan minat di awal berarti mereka tidak akan kembali.
Research dari Cristina Arzega Punzalan dalam artikelnya “YouTube Channel Growth Secrets That Will Transform Your Creator Journey Forever” menunjukkan bahwa penonton yang menonton lebih lama cenderung menjadi penonton setia dan memberi sinyal kuat bagi algoritma untuk merekomendasikan video selanjutnya.
2. Buat Content Pathing
Content Pathing adalah strategi mengarahkan penonton dari satu konten ke konten lain secara terencana sehingga mereka tidak berhenti menonton setelah satu video saja. Buatlah playlist atau tambahkan end-screen yang mengarahkan penonton baru menuju video lain yang relevan dengan topik sebelumnya. Anda juga bisa mengarahkan penonton ke video selanjutnya dengan mencatumkan part 2 link video di caption atau pinned comment video.
Ini membantu algoritma YouTube memahami hubungan antar video Anda dan lebih mungkin merekomendasikannya kepada penonton yang sama. Dengan begitu, new viewers tidak hanya berhenti di satu video, tetapi terus mengikuti video-video lain di channel Anda.
Baca juga: Waktu Terbaik Untuk Upload Video YouTube Tahun 2025
3. CTA Pada Momen yang Tepat
Tempatkan ajakan untuk subscribe atau tawarkan bonus (seperti link ke panduan gratis) saat penonton telah menonton beberapa menit, idealnya di awal-awal video. Ini meningkatkan peluang mereka melakukan tindakan yang Anda harapkan.
Uji beberapa jenis CTA dan pantau berapa banyak penonton baru yang akhirnya subscribe agar Anda bisa tahu mana yang paling efektif.
4. Optimasi Berdasarkan Sumber Traffic
Penjelasan di atas sudah menjelaskan sumber traffic viewers di YouTube, yaitu Search, Suggested/Browse, dan Social media. Berikut beberapa hal yang bisa dioptimasi agar konten Anda bisa ditonton kembali oleh new viewer.
- Search: Fokus pada optimasi judul, deskripsi, dan penggunaan chapter agar video Anda sesuai dengan apa yang dicari penonton.
- Suggested/Browse: Pastikan retention tinggi, gunakan thumbnail yang menarik namun jujur, dan metadata konsisten dengan niche Anda agar YouTube merekomendasikannya.
- External/Social Media: Buat clipper yang memicu rasa penasaran di platform lain, lalu arahkan audiens kembali ke YouTube untuk menonton versi penuh.
Memahami segmentasi viewer di YouTube Analytics memberi creator senjata strategis untuk menganalisis performa konten dan peluang konversi.
Jangan hanya merayakan lonjakan view, lihat dari mana penonton itu datang, berapa lama mereka menonton, dan apakah mereka kembali lagi. Dengan pendekatan analitis, Anda bisa mengubah new viewer menjadi reguler viewer yang menjadi penonton setia.
Mau menyusun paket kerja sama atau mengkomersialkan channel Anda berdasarkan insight ini? Buat rate card profesional di KOL.ID. Platform ini akan menganalisis performance akun Anda sehingga bisa menentukan tarif yang pas untuk kerja sama dengan brand.
Mulai sekarang, buat rate card di KOL.ID dan ubah insight YouTube Analytics jadi peluang monetisasi nyata.