Affiliate marketing jadi salah satu strategi yang sedang ramai digunakan oleh banyak industri. Banyak brand yang mulai menggandeng para affiliator untuk mempromosikan produk mereka dengan lebih autentik melalui media sosial. Di antara berbagai platform, Shopee dan TikTok menjadi dua yang paling dominan, dengan jumlah affiliator dan transaksi yang terus meningkat setiap tahunnya.
Yang lebih menarik lagi, Indonesia kini menempati posisi sebagai negara dengan pengguna TikTok terbesar di dunia, jumlahnya mencapai lebih dari seratus juta pengguna aktif. Dengan angka sebesar itu, seharusnya potensi untuk menjadi affiliator sangat besar. Namun, ternyata jumlah affiliator di Indonesia masih tergolong rendah lho. Ah, masa sih? Nah, coba yuk kita simak datanya di bawah ini!
Pengguna TikTok di Indonesia dan Jumlah Affiliator
Berdasarkan data dari World Population Review, Indonesia menempati posisi kedua di dunia sebagai negara dengan jumlah pengguna TikTok terbanyak tahun 2025, yaitu mencapai 108 juta pengguna aktif. Angka ini hanya terpaut sekitar 28 juta dari Amerika Serikat yang masih berada di posisi pertama dengan 136 juta pengguna.
Data ini menunjukkan betapa besar pengaruh dan daya tarik TikTok di Indonesia. Platform ini bukan lagi sekadar tempat berbagi video hiburan, tetapi telah berkembang menjadi ekosistem digital yang sangat kuat di mana tren, opini publik, hingga perilaku belanja masyarakat terbentuk dan bergerak dengan cepat.
1.jpg)
Dengan jumlah pengguna sebesar itu, sebenarnya Indonesia memiliki potensi pasar affiliate yang sangat besar. Setiap pengguna bisa menjadi calon affiliator, karena sistem TikTok Shop memungkinkan siapa pun untuk mempromosikan produk dan mendapatkan komisi dari setiap transaksi yang terjadi lewat tautan mereka. Namun menariknya, meskipun basis pengguna TikTok di Indonesia sangat masif, jumlah affiliator yang masih tergolong rendah.
Indonesia menjadi negara dengan posisi kedua pengguna TikTok terbanyak di dunia, tapi ternyata jumlah affiliator Indonesia masih berada di peringkat tujuh secara global, terpaut sangat jauh dari Amerika Serikat yang menempati posisi pertama dengan 23,87 juta affiliator aktif.
2.jpg)
Data ini menunjukkan ada gap besar antara jumlah affiliator Amerika Serikat dan Indonesia, padahal kedua negara tersebut menjadi Top 2 jumlah user TikTok terbanyak di dunia. Artinya, masih sedikit user TikTok di Indonesia yang benar-benar memanfaatkan platform ini untuk menghasilkan pendapatan tambahan melalui sistem affiliate marketing.
Fenomena ini bisa diartikan bahwa potensi pasar affiliate di Indonesia masih jauh dari titik maksimalnya. Banyak pengguna yang mungkin sudah sering melihat konten promosi atau link share affiliate, tetapi belum memahami sepenuhnya bagaimana sistem tersebut bekerja dan seberapa besar peluang cuan yang bisa diperoleh.
1.jpg)
Data di atas menjelaskan perbandingan antara jumlah pengguna TikTok dan jumlah affiliator di beberapa negara, yaitu Amerika Serikat, Indonesia, Brasil, dan Meksiko. Dari data tersebut memperlihatkan dari 108 juta pengguna TikTok di Indonesia, hanya sekitar 3,14 juta yang menjadi affiliator. Jika dihitung secara persentase, jumlah affiliator di Indonesia hanya sekitar 3% dari total pengguna TikTok.
Angka ini menunjukkan bahwa meskipun basis pengguna TikTok di Indonesia sangat luas, tingkat partisipasi dalam program affiliate masih tergolong rendah dibandingkan negara lain. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat memiliki sekitar 17,6% pengguna TikTok yang menjadi affiliator, Meksiko sekitar 9,9%, dan Brasil sekitar 7%. Ini menunjukkan bahwa jumlah affiliator di Indonesia menjadi yang paling rendah dan bisa dimaksimalkan lagi.
Baca juga: Perbedaan KOL dan Affiliator, Mana yang Paling Cocok untuk Meningkatkan Penjualan Brand?
Potensi Affiliate Marketing di Indonesia yang Terus Meningkat
Menurut data dari Cognitive Market Research (2024), ukuran pasar global affiliate marketing diperkirakan telah mencapai USD 18,512.2 juta, dan angka ini diproyeksikan akan terus tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 8% hingga tahun 2031. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa strategi affiliate bukan sekadar tren sementara, melainkan sudah menjadi bagian penting dalam ekosistem pemasaran digital global.
Di Indonesia sendiri, peluang ini bahkan lebih besar. Dengan banyaknya pengguna TikTok yang terus meningkat mencapai lebih dari 100 juta, serta tren belanja online yang semakin meningkat, sistem affiliate menjadi potensi baru bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan.
Fenomena social commerce (belanja melalui media sosial) juga semakin menguat, terutama dengan hadirnya platform seperti TikTok Affiliate Program yang memberi akses mudah bagi siapa pun untuk bergabung tanpa harus memiliki modal besar atau status sebagai influencer.
Baca juga: Perbedaan Perilaku Belanja Online Gen Z dan Milenial, Platform Mana yang Jadi Favorit?
Apa yang Harus Dipersiapkan untuk Menjadi Affiliator?
Melihat potensi yang begitu besar, menjadi affiliator kini bukan lagi hal eksklusif bagi influencer besar. Siapa pun yang memiliki akun media sosial, kreativitas, dan kemauan untuk belajar bisa ikut berpartisipasi dan menjadi affiliator sukses. Namun, agar bisa bersaing dan berkembang, ada beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan.
1. Pahami Platform dan Sistem Affiliate yang akan Digunakan
Setiap platform seperti TikTok atau Tokopedia memiliki cara kerja dan kebijakan yang berbeda. Memahami aturan komisi, jenis produk yang bisa dipromosikan, serta sistem pembayarannya adalah langkah awal yang krusial. Bagi affiliator TikTok misalnya, penting untuk mengetahui lebih dalam tentang ACA TikTok, fitur yang memungkinkan seller menggunakan video affiliator sebagai materi iklan. Fitur ini membantu konten affiliator menjangkau audiens yang lebih luas dan berpotensi meningkatkan penjualan secara signifikan.
2. Bangun Identitas dan Kepercayaan Diri sebagai Affiliator
Keberhasilan affiliator sangat bergantung pada kemampuan membangun hubungan dengan audiens. Orang akan lebih percaya pada rekomendasi yang datang dari sosok yang autentik, jujur, dan relevan dengan kebutuhan mereka.
3. Pelajari Cara Membuat Konten yang Menarik dan Berpengaruh
Di era short-form video, kemampuan membuat konten yang engaging menjadi kunci utama. Gunakan pendekatan storytelling, review jujur, dan gaya komunikasi yang natural agar audiens merasa lebih dekat.
4. Konsistensi Membuat Konten
Konsistensi adalah kunci menjadi affiliator yang sukses. Banyak affiliator gagal bukan karena jarang FYP, tetapi karena tidak konsisten dalam membuat konten, menganalisis performa, dan menyesuaikan strategi. Teruslah konsisten membuat konten hingga algoritma bisa membaca pola unggahan Anda dan mulai merekomendasikan konten ke lebih banyak orang.
Melihat data dan tren yang ada, jelas bahwa affiliate marketing di Indonesia sedang berada di fase pertumbuhan yang sangat menjanjikan. Maka dari itu, potensi menjadi affiliator di Indonesia ini akan semakin besar. Jadi bagi yang tertarik menjadi affiliator, yuk sekarang adalah waktu yang tepat untuk mulai membangun reputasi dan positioning Anda di dunia afilliate. Mulailah dengan membangun personal branding di akun affiliate dan maksimalkan potensi penghasilan sekarang juga!
Bagi Anda yang KOL dan affiliator yang sudah memiliki banyak followers tapi masih bingung menentukan rate card, segara cek rate card Anda di KOL.ID. Platform ini menyediakan tools untuk buat rate card di TikTok, Instagram, dan YouTube dengan mudah dan praktis. Yuk, segera cek rate card sekarang di KOL.ID!