Bagi pengguna TikTok, pasti sudah tidak asing lagi dengan tren Mihu-Mihu dan Mahi-Mahi yang sekarang sedang viral. Ini bukanlah kata baku, tapi jokes awkward dari 2 influencer yang kemudian meledak menjadi tren TikTok.
Fenomena viral seperti ini bukan hal baru di TikTok, tetapi selalu menarik untuk dipelajari. Apa sebenarnya yang membuat Mihu-Mihu dan Mahi-Mahi bisa meledak begitu cepat? Apakah faktor musik, kreator, algoritma TikTok, atau justru kombinasi semuanya? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Apa itu Tren Mihu-Mihu?
Tren Mihu-Mihu adalah jokes yang dibuat Niky Putra dengan gerakan tangan yang mudah diikuti. Sedangkan, Tren Mahi-Mahi adalah balasan yang dibuat oleh Mario Caesar sebagai tandingan dari “Mihu-Mihu”.
Dari sinilah muncul narasi saingan seru antara “Tim Mihu-Mihu” dan “Tim Mahi-Mahi”. Tren ini langsung viral di TikTok. Banyak pengguna ikut meramaikan dengan berkomentar, membuat stitch, hingga duet, dan memilih menjadi Tim Mihu atau Tim Mahi.
Asal-usul tren ini datang dari akun TikTok Niky Putra yang membuat konten jokes mengenai “Mihu-Mihu”, lalu video tersebut di stitch oleh Mario Caesar yang membuat tandingannya yaitu “Mahi-Mahi”. Rivalitas kecil ini berkembang jadi fenomena besar karena kontennya terasa ringan, absurd, dan sangat relate dengan humor Gen Z.
Baik Niky Putra maupun Mario Caesar adalah influencer yang terkenal dengan jokes awkwardnya yang lucu. Konten mereka sangat relate dengan komedi Gen Z sehingga banyak sekali audiens yang menyukai kontennya. Ditambah lagi, keduanya juga sepupu Raisa, sehingga meningkatkan identitas personal branding mereka.
Baca juga: 10 Influencer TikTok yang Punya Konten Lucu Paling Populer di Indonesia
Niky dan Mario juga membuat podcast di YouTube yang bernama “Keluarga Artis”. Podcast ini membahas kehidupan sehari-hari keluarga mereka dengan balutan komedi khas yang kocak. Mulai dari obrolan seputar dunia hiburan, cerita personal yang awkward, hingga candaan receh yang spontan, semuanya dikemas ringan dan menghibur.
Kenapa Tren Mihu-Mihu dan Mahi-Mahi ini Viral?
Ada beberapa faktor yang membuat tren ini bisa cepat viral di TikTok, yaitu:
1. Kekuatan Personal Branding Creator
Sebagai creator yang sudah dikenal dengan humor awkward-nya, Niky Putra dan Mario Caesar punya basis audiens yang solid. Kredibilitas mereka sebagai influencer dengan konten lucu memudahkan setiap jokes kecil berubah jadi fenomena besar.
Apalagi keduanya punya chemistry yang kuat dalam menciptakan interaksi lucu, sehingga audiens merasa tidak hanya menonton konten, tapi ikut menjadi bagian dari cerita. Berikut contoh tren Mihu-Mihu yang dibuat Niky Putra, bahkan menjadi sound viral di TikTok.
@nikyrputra #stitch @Mario Caesar MAHI MAHI NO, MIHU MIHU YES!! #TeamMIHU ♬ original sound - Niky Putra
2. Keterlibatan Artis dan Influencer Lain
Tren ini juga semakin viral karena banyak influencer dan sejumlah artis populer di Instagram, TikTok, dan YouTube, seperti Raisa, Andre Taulany, dan Vincent Rompies, yang mengikuti tren ini. Mario Caesar juga aktif mengajak artis lain bergabung, seperti Tim Agak Laen, Oki Rengga dan Boris Bokir, sehingga tren ini makin meluas dan cepat dikenal.
Bahkan, banyak juga influencer-influencer yang mengomentari tren Mihu-Mihu dan Mahi-Mahi ini secara alami, seperti Dwi Handayani yang mengomentari perbedaan mihu-mihu dan mah-mahi dan mendeklarasikan diri sebagai tim mihu-mihu.
@dwihandaanda Aku sih tim … ?
♬ original sound - Dwi handayani
3. Format Rivalitas yang Menghibur
Konsep “Tim Mihu” vs “Tim Mahi” menghadirkan narasi kompetisi ringan yang seru. Audiens merasa terlibat karena bisa memilih kubu dan ikut menyemarakkan perdebatan kocak ini. Rivalitas yang bersifat lucu, bukan serius, membuat tren ini terasa aman sekaligus menyenangkan.
4. Relatable untuk Komedi Gen Z
Humor absurd dan awkward seperti ini sangat relate dengan gaya komedi generasi muda di media sosial. Mereka terbiasa dengan lelucon yang singkat, spontan, dan kadang tidak masuk akal, tapi justru membuat tertawa karena kesederhanaannya.
Data dari Screensotmediagroup, mengungkapkan bahwa 76% Gen Z ingin melihat konten komedi di TikTok, termasuk dari konten brand. Ini menunjukkan bahwa Gen Z lebih menyukai konten komedi untuk ditonton di TikTok.
5. Sederhana dan Mudah Ditiru
Baik “Mihu-Mihu” maupun “Mahi-Mahi” hanya terdiri dari dua suku kata yang gampang diingat. Ditambah dengan gestur tangan sederhana, tren ini sangat mudah untuk direplikasi oleh siapa saja. Bahkan tanpa kemampuan akting atau editing yang rumit, audiens bisa langsung membuat versinya sendiri.
Apa yang Bisa Dipelajari Oleh Brand?
Dari tren Mihu-Mihu dan Mahi-Mahi, ada beberapa pelajaran penting yang bisa diambil oleh brand. Fenomena ini menunjukkan bahwa audiens di TikTok tidak selalu mencari konten serius atau informatif saja, justru humor ringan, absurd, dan mudah ditiru sering kali punya daya sebar yang lebih luas.
Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan brand agar ikut viral melalui tren seperti ini:
1. Manfaatkan Trendjacking
Trendjacking adalah strategi di mana brand memanfaatkan hal yang sedang tren untuk memproduksikan produk atau layanan. Dalam konteks Mihu-Mihu dan Mahi-Mahi, brand bisa membuat konten versi mereka yang relevan dengan niche konten.
Misalnya seperti KOL.ID yang membahas tren mihu-mihu dalam konten “Spill Rate Card” yaitu format organik konten KOL.ID. Dari video ini, konten nya bisa take off dengan mengikuti tren viral TikTok, dan tetap relevan dengan pembahasan brand.
@koldotid Replying to @helloputwri Kadang masih ga habis pikir, se-asbun ini ternyata sepupunya Raisa? ? TikTok lagi heboh tren Mihu-mihu, siapa lagi kalau bukan duta asbun TikTok, Niky Putra. Kontennya kreatif banget, sampai rate card dia sekali ngonten bisa buat beli Vespa! ? Kalian tim Mihu-mihu bukan? #ratecard #contentcreator #kol #niky #mihumihu ♬ original sound - KOL.ID
2. Ciptakan Konten EGC
Rivalitas sederhana seperti “Tim Mihu vs Tim Mahi” ternyata sangat efektif untuk mendorong engagement. Brand bisa meniru pola ini dengan membuat konten EGC. Contohnya, brand bisa membuat video singkat dengan mewawancarai para karyawan dan menanyakan, “Kamu tim Mihu-Mihu atau Mahi-Mahi?”. Format ini terasa santai, ringan, dan relevan dengan tren yang sedang berlangsung.
Selain menghadirkan sisi fun, EGC juga membantu membangun authenticity karena melibatkan orang-orang asli di balik brand. Hal ini membuat audiens merasa lebih dekat sekaligus meningkatkan engagement secara lebih organik.
Baca juga: Kenapa EGC Menjadi Tren Konten 2025? Ini Fakta Menariknya!
3. Mengajak Community
Tren seperti ini juga bisa jadi momen bagus untuk membangun sense of community. Brand dapat mengajak followers memilih tim tertentu, membuat voting, atau memancing percakapan di kolom komentar. Interaksi semacam ini bukan hanya meningkatkan engagement, tapi juga memperkuat loyalitas audiens.
Tren Mihu-Mihu dan Mahi-Mahi menunjukkan bagaimana jokes sederhana bisa berubah menjadi tren viral di TikTok. Pengaruh personal branding, hingga tren yang mudah diikuti membuktikan bahwa tren seperti ini lebih disukai oleh pengguna TikTok.
Bagi brand yang ingin bekerja sama dengan Niky Putra, Mario Caesar, atau influencer lainnya, bisa cek rate card mereka di KOL.ID. Platform ini menyediakan tools untuk cek rate card influencer di berbagai niche, mulai dari influencer yang lucu, hingga komika terkenal di Indonesia. Yuk, segera cek rate card di KOL.ID dan temukan influencer yang tepat untuk campaign brand Anda!