Siapa di sini yang suka belanja lewat live streaming di TikTok? Nah, bukan hanya Gen Z, para orang dewasa pun menyukai berbelanja lewat live streaming karena dianggap lebih seru dan interaktif. Apalagi sering ada promo khusus, voucher, hingga diskon menggiurkan yang membuat pembeli merasa lebih untung dibanding belanja biasa.
Namun, bagi para seller tantangannya adalah bagaimana mengetahui penonton live itu benar-benar menjadi pembeli. Maka dari itu, seller TikTok Shop ataupun marketer perlu mengetahui GPM TikTok yang membantu mengukut seberapa efektif live streaming menghasilkan penjualan. Untuk lebih lengkapnya, yuk simak penjelasan di bawah ini!
Baca juga: Tren Belanja Lewat Live Streaming Diprediksi Terus Meningkat, Apa yang Harus Dipersiapkan Brand?
Apa itu GPM TikTok?
GPM (Gross Merchandise per Million) TikTok adalah metrik yang digunakan untuk mengetahui berapa banyak transaksi berhasil yang dihasilkan dari setiap 1.000 tayangan (views) pada konten, baik berupa live streaming maupun short video.
Dengan kata lain, GPM membantu seller memahami seberapa besar peluang penonton berubah menjadi pembeli. Misalnya, jika sebuah video dilihat ribuan kali, GPM akan menunjukkan berapa nilai penjualan yang benar-benar terjadi dari jumlah tayangan tersebut.
Metrik ini sangat penting karena tidak semua tayangan video berujung pada transaksi. Dengan memahami GPM, Anda bisa tahu apakah konten yang dibuat sudah efektif untuk mendorong pembelian atau masih perlu diperbaiki.
Cara Hitung GPM TikTok
Menurut penjelasan dari TikTok, cara menghitung GPM TikTok adalah:
GPM = (GMV ÷ PV) × 1000
Keterangan:
GMV (Gross Merchandise Value): Jumlah penghasilan atau nilai transaksi dalam periode tertentu.
PV (Page View): Total orang yang melihat live streaming atau short video
Semakin tinggi GPM, berarti live streaming atau konten Anda semakin efektif meningkatkan penjualan. Sebaliknya, jika GPM rendah, artinya banyak penonton yang belum tertarik untuk membeli meski sudah melihat konten atau produk yang ditawarkan.
Untuk lebih memahaminya berikut adalah contoh ilustrasinya. Jika ada sebuah beauty brand yang sedang aktif melakukan live streaming. Dalam satu bulan, mereka menghasilkan GMV sebesar Rp20.000.000, dengan total tayangan (PV) sebanyak 100.000. Maka, perhitungannya:
Rumus GPM = GMV ÷ PV × 1000
= 20.000.000 ÷ 100.000 × 1000
= Rp200.000
Artinya, dari live streaming saja, setiap 1.000 penonton yang hadir menghasilkan penjualan Rp200.000.
Baca juga: Cara Menghitung ROI di GMV Max TikTok Shop
Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi GPM TikTok?
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi GPM TikTok. Ini penting untuk diketahui seller agar strategi konten bisa lebih terarah.
1. Kualitas Konten dan Live Streaming
Bukan hanya soal visual yang jelas dan audio yang jernih, tetapi yang penting yaitu relevan dengan target audiens. Misalnya, jika target audiens adalah remaja yang menyukai skincare, maka gaya bahasa, musik, dan editing video harus mengikuti tren yang mereka sukai.
Selain itu, konsistensi dalam memberikan CTA (Call to Action) juga penting. Ajak penonton untuk follow akun, tinggalkan komentar, bagikan video, klik keranjang kuning, atau bahkan mengingatkan mereka jadwal live streaming berikutnya. Dengan begitu, audiens tidak hanya menonton pasif, tetapi juga terdorong untuk melakukan interaksi dan akhirnya membeli produk.
2. Gunakan Fitur Pin Produk
Saat live streaming berjalan, gunakan fitur pin produk yang sedang dijelaskan atau dipromosikan agar audiens lebih mudah mengecek produknya. Hal ini juga akan meningkatkan CTR akun Anda jadi semakin meningkat.
CTR mengukur seberapa banyak penonton merasa penasaran lalu mengklik produk setelah menonton video atau live. Semakin menarik cara produk ditampilkan, semakin tinggi peluang penonton untuk klik. CTR tinggi ini menjadi sinyal bahwa konten berhasil menarik perhatian dengan tepat.
3. Pantau Jumlah Checkout
Mengklik produk belum tentu berarti membeli. Karena itu, checkout rate mengukur berapa banyak penonton yang benar-benar melanjutkan proses ke pembayaran.
Untuk menarik perhatian audiens Anda bisa menggunakan strategi seperti memberi promo waktu terbatas, menampilkan stok yang hampir habis, atau menambahkan kata-kata “Limited Edition” agar membuat audiens tidak ingin ketinggalan.
4. Perhatikan Average Order Value (AOV)
AOV atau Average Order Value ini menunjukkan rata-rata nilai transaksi dari setiap pembelinya. Artinya, bukan hanya berapa banyak orang yang membeli, tapi seberapa besar nilai belanja mereka.
Seller bisa meningkatkan AOV dengan strategi seperti bundling produk (misalnya paket skincare siang + malam), promo Buy More Save More, atau memberikan voucher tambahan jika konsumen membeli dalam jumlah tertentu. Program gratis ongkir juga sangat berpengaruh, karena banyak pembeli rela menambah produk ke keranjang hanya untuk memenuhi syarat voucher ongkir.
5. Keterlibatan Host Live
Dalam live streaming, host atau talent punya peran vital sebagai wajah dari brand. Host yang paham detail produk, komunikatif, dan mampu menjawab pertanyaan dengan jelas akan membuat penonton merasa lebih yakin.
Gaya interaktif, ekspresi yang ramah, hingga kemampuan bercerita membuat suasana live terasa menyenangkan, bukan sekadar jualan. Dengan cara ini, kepercayaan penonton meningkat dan peluang mereka untuk membeli pun lebih besar.
Bagaimana Cara Meningkatkan GPM TikTok?
Setelah memahami faktor yang memengaruhi, langkah berikutnya adalah mengoptimalkan strategi agar GPM semakin baik. Menurut Seller Center TikTok, ada beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Optimasi Harga Produk
Harga yang terlalu tinggi bisa membuat konsumen ragu, sementara harga terlalu rendah bisa mengurangi keuntungan. Oleh karena itu, seller perlu mencari titik tengah agar produk tetap kompetitif namun margin tetap sehat.
2. Negosiasi dengan Supplier
Mengurangi biaya produksi atau biaya dari supplier bisa memberikan ruang lebih besar untuk memberikan promo dan diskon kepada pembeli tanpa merugikan seller.
3. Atur Promo dan Diskon dengan Bijak
Promo yang dirancang secara strategis, misalnya flash sale, promo bundling, atau diskon untuk pembelian tertentu, dapat menciptakan urgensi yang membuat konsumen segera checkout.
4. Efisiensi Campaign Marketing
Iklan dan campaign harus diarahkan pada target audiens yang tepat agar biaya yang dikeluarkan sebanding dengan hasilnya. Strategi ini mencegah pemborosan sekaligus memaksimalkan peluang penjualan.
5. Memanfaatkan Tren Konten dan KOL
Mengikuti tren konten bisa meningkatkan visibilitas produk. Selain itu, kolaborasi dengan KOL atau influencer juga bisa memperluas jangkauan audiens. Apalagi jika berkolaborasi dengan akun-akun Instagram, TikTok, dan YouTube terpopuler di Indonesia, potensi ramai penonton akan semakin tinggi. Pastikan kerja sama dilakukan dengan budget yang efektif agar tidak mengganggu margin penjualan. Anda bisa cek rate card influencer atau target KOL di KOL.ID dengan mudah dan praktis.
6. Mengelola Promo dan Diskon Secara Seimbang
Promo memang bisa mendongkrak penjualan, tetapi jika dilakukan tanpa strategi bisa menurunkan keuntungan. Seller perlu mengatur promosi agar pembeli tetap merasa untung tanpa mengurangi margin terlalu banyak.
GPM TikTok adalah salah satu metrik penting yang membantu seller memahami efektivitas konten dalam menghasilkan penjualan. Dengan menghitung GPM, seller bisa tahu apakah live yang dibuat hanya mendatangkan penonton atau benar-benar mengonversinya menjadi pembeli.
Meningkatkan GPM bukan hanya soal membuat konten menarik, tapi juga tentang strategi harga, promosi, kualitas host, hingga kerja sama dengan KOL yang relevan. Jika Anda ingin meningkatkan GPM dengan dukungan influencer atau KOL, Anda bisa cek rate card dengan mudah dan praktis di KOL.ID. Yuk, segera cek rate card influencer dan KOL terbaik di KOL.ID untuk temukan KOL yang sesuai dengan bisnis Anda!